Lihat ke Halaman Asli

Jalanan Lampung yang Tak Kunjung Diperbaiki

Diperbarui: 24 Mei 2016   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar diambil dari fb.com/sibambang

Beberapa hari lalu, saya menemukan postingan berupa foto keadaan jalan di daerah Purbolinggo, Lampung Timur. Akun Facebok Pak bambang membagikan tiga foto bagaimana rusaknya jalanan tersebut. Meski sudah dishare oleh banyak orang, tetap saja saya belum merasa puas. Saya mencoba menghubungi salah seorang sahabat, yang merupakan penduduk asli di sana. Dan memang, ia membenarkan tentang keadaan jalanan rusak tersebut. sahabat saya malah sempat bercanda jika jalanan itu sudah bisa dijadikan kolam untuk memelihara ikan. Ck, prihatin

fb.com/sibambang

Keadaan jalan tersebut pun mengingatkan saya pada Jalan Lintas Timur Sumatera. Mari rasakan sensasi jalan berlubang di daerah- daerah ujung yang berbatasan dengan Sumatera selatan. Jalan Lintas Timur arah Rawajitu tepatnya. Jalanan ini memang sudah sangat familiar bagi saya, karena rutinitas mudik yang harus kami lakukan tiap tahun. Dulu saat saya kecil, saya masih ingat bagaimana Ayah saya dan seluruh penumpang laki- laki harus mendorong bis yang kami tumpangi karena keadaan jalan yang masih belum teraspal sempurna. Istilahnya mobil sering kepater. Hingga akhirnya sekitar tahun 94an, jalanan mulai membaik. Mulus. Tapi jangan salah, hanya selang beberapa tahun jalanan kembali rusak. Truk- truk pengangkut sawit digadang- gadang penyebabnya. Dan sekarang jangan ditanya bagaimana keadaannya. Gara- gara hal ini saja, saya dan adik- adik sudah uring- uringan jika akan mudik. Nggak tahan goncangannya, bro… (udah lama nggak mudik, jadi nggak ada foto terbaru kondisi jalan)

Dari Lintas Timur, kita bergeser ke Jalan Trans Sumatera yang menghubungkan pelabuhan Bakauheni sampai Kota Bandar Lampung. Ini jalan tidak berlubang tapi tetap membahayakan sekaligus menggelikan. Untuk yang sering melewati jalanan ini, mungkin akan mengumpat tak keruan karena menemukan banyak tambalan tak beraturan di beberapa lokasi. Yaps, Jalan Trans Sumatera cukup unik karena sepotong- sepotong. Sepotong bagus, sepotong jelek. Dari Kota Kalianda sampai Kecamatan Penengahan saja, kalian akan menggelengkan kepala melihat bagaimana lucunya keadaaan jalanan. Batas Belambangan (simpang Palas) akan ada jalan mulus tanpa cacat. Tapi  ke arah Penengahan, banyak tambalan yang bisa dibilang berbahaya jika tak paham. Oh ya, seingat saya Pak Presiden pernah melewati jalan ini loh saat beliau berkunjung ke Lampung. Kalau nggak salah beliau kan menggunakan trasnportasi laut dan karena memang ini lah jalan utama menuju kota Bandar Lampung, maka tentu saja beliau melewatinya. Kerasa nggak tuh ya jalannya penuh tambalan?

Jalan Trans Sumater (dok. pribadi)

dok.pribadi

Permasalahan jalanan rusak di Lampung bukan hanya tiga daerah tersebut. Teman- teman saya berkomentar jika jalanan rusak nyaris berada di semua daerah. Lampung itu luas, jadi saya tidak hapal persis daerah- daerah yang sama parahnya. Diakui atau tidak, pembangunan memang tidak merata. Di kota- kota mungkin terlihat lebih baik, tapi jalanan di daerah- daerah duh angkat tangan saudara- saudara.

Tol Sumatera mungkin menjadi solusi, tapi dalam jangka panjang. Dan sekarang pun masih dalam proses pembangunan yang membutuhkan jangka waktu lama.  Sedangkan warga membutuhkan perbaikan jalan segera. Sudah cukup lama dan bertahun- tahun loh masalah jalan- jalan ini.  Jalan Lintas Timur saja, entah sudah berumur belasan tahun tak kunjung diperbaiki. Padahal kita tahu jalanan sangat penting bagi kehidupan perekonomian warga. Harga bahan serta ongkos bisa berkali lipat lebih mahal karena kondisi jalanan.

Belum lama ini hasil PILKADA serentak dilantik. Tentu besar harapan kami kepada pemimpin- pemimpin baru untuk menepati janjinya. Ya minimal tolonglah Pak, diperbaiki jalanan ini.  Toh, jika taraf hidup warga membaik, pemerintah juga yang disanjung. (ISL)

Lampung, Mei 2016

Sumber foto dok. Pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline