[caption caption="gambar diambil dari dark.pozadia.org"][/caption]
HARI PERTAMA
Dia di sana. Berdiri tegak menjulang di sebuah halte bis kosong yang berada di seberang jalan. Wajahnya terlihat pucat, tapi tidak lemah. Dia justru terlihat kuat.
Berkali- kali ia menghembuskan napasnya sembari menoleh ke kanan dan ke kiri. Terlihat gugup memang, tapi dia juga berusaha untuk bersikap tenang.
Tiba- tiba tubuhnya terlihat menegang. Tiga orang lelaki terlihat mendekatinya. Ketiganya bersiul, sembari melontarkan kata- kata menggoda. Salah satu diantaranya bahkan berani menyentuh tubuhnya membuat darahku menggelegak.
Lelaki itu cari mati!
Tapi sekuat tenaga aku menahan diri. Aku yakin dia mampu menghadapinya.
Mereka bergerak meninggalkan halte. Dia terlihat menggiring ketiganya menjauh. Wajahnya yang semula tegang, terlihat lebih santai. Bahkan sesekali ia melemparkan senyum menggoda pada ketiga pemuda itu.
Aku mengumpat. Awas saja dia!
Kuikuti terus geraknya. Ternyata ia membawa ketiganya ke belakang deretan ruko yang berada tak jauh dari jalan. Tempatnya memang sepi. Takkan ada yang orang yang lewat di sana. Benar- benar tempat yang ‘baik’.
Seorang dari ketiganya terlihat tak sabar mendekat. Lelaki itu bahkan berani merangsek maju untuk menciumnya, namun dia lebih sigap untuk menghindar.