Lihat ke Halaman Asli

Baca Dulu yang Benar, Baru Komen

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu ada orang yang marah- marah di akun fb saya gara- gara artikel yang share. Saya sendiri yang bacanya bingung, sebenarnya nih orang marahnya kenapa? Untungnya waktu itu mood saya lagi baik, jadi nanggepinnya juga santai. Usut punya usut akhirnya diketahui dan saya jelaskan baik- baik isi artikel, ealah ternyata nih orang baru mengakui dia belum baca artikelnya, baru baca judulnya doang!

Gerrr........

Kejadian ini agaknya dialami beberapa kompasianer, seperti yang tertulis di status kompasiner Rahab Ganendra, Ternyata masih banyak orang yg malas membaca lengkap....hanya mau baca judul atau lead-nya saja.... akhirnya mudah diprovokasi karena ga tau apa sebenarnya isi tulisan ....

Nah loh ternyataaa.......

Agaknya nggak akan jadi persoalan kalau yang komentar (walaupun yang nggak baca artikel lengkap) itu nggak ngajak ribut. Iya dong! Penulis santai aja menanggapi komentar yang kalem, lah kalau komentarnya sembarang dan berlagak sok tahu padahal membacanya saja tak lengkap ditambah ada adegan ngotot dan ngeyel karena merasa paling benar, cocoklah sudah bikin orang naik darah. Heheheh.....

Saya pernah dengar, budaya membaca orang kita sangat rendah. Kita lebih mudah terprovokasi dari omongan orang. Itu lo kata si A begini, eh nggak kata si B begini. Katanya ini blablabla... Katanya itu blabla...

Duileh, hari gini di zaman era serba canggih, masak masih mau katanyaa.

Termasuk membaca dan memahami artikel orang lain, toh kalaupun kita berbeda pendapat dengan sang penulisnya santai aja kali komennya, setidaknya hargai karya orang lain. Eh tulisan itu juga kan buah karya pemikirann lo!

Saya bukan yang anti krisan loh, tapi kalau ketemu yang model begini juga bakal kesel juga. Biasanya saya pilih untuk tidak membalas komentar saat itu juga, tunggu mood membaik. Maless juga kalau ujungnya bikin ngomel, buang energi kan ya? Hehe. Saya sendiri juga jika tak sempat membaca artikel orang lain, biasanya saya simpan linknya di browser atau meninggalkan jejak dulu di kolom komentar, selanjutnya di waktu senggang baru dibaca. So, intinya balik lagi deh ke individu masing- masing. Kan nggak semua orang juga sepaham dan sepemikiran.

(ISL)

Bandung, 22 januari 2014

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline