[caption id="attachment_353396" align="aligncenter" width="300" caption="gambar diambil dari www. walloza.com"][/caption]
Imas Siti Liawati (No. 49)
Kala jemari lentiknya menyusuri deretan angka
Yang tercetak rapi pada kalender di sudut ruang
Ia tertegun, ternyata waktu tak terasa
Melesat cepat tak mungkin dapat terulang
Sejenak matanya terpejam
Dihirupnya nafas dalam- dalam
Angannya melambung pada suatu masa
Menguak kisah cerita lama
Ia yang hadir diam- diam mengusik siang dan malam
Namun perlahan tapi pasti menyelinap masuk ke sudut hati
Dekap hangat kemesraan
Tawa riang kebahagiaan
Pada akhirnya bayang semu
Yang hanya membuat pilu
Entah berapa purnama telah berlalu
Tak pernah sekalipun berjumpa
Namun angin pun tahu
Masih ada rindu yang menggelora
******
Lampung, 1 Maret 2015
(ISL)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H