Pembelajaran abad-21 adalah hubungan antara kecapakan literasi, ilmu pengetahuan, keterampilan dengan teknologi yang berkembang pesat saat ini. Kaitan teknologi dan Internet of Things (IoT) kian dimanfaatkan dalam model-model pembelajaran contohnya model pembelajaran STEM ( Science, Technology, Engineering and Mathematics). Hal ini menjadikan integrasi STEM dan IoT adalah langkah inovatif dalam mengembangkan perangkat ajar untuk pembelajaran matematika.
Berdasarkan hal tersebut, Program Studi Pendidikan Matematika UIN Bandung mengadakan Seminar Pendidikan Matematika dengan tema "Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan STEM" pada hari Jum'at, 20/09/2024. Acara ini dihadiri oleh Ketua Program Studi, Dosen serta Mahasiswa semester 7 dilingkup program studi Pendidikan Matematika juga turut mengundang Pembicara berlatar belakang Pendidikan Matematika yang tengah menempuh S2-Tadris IPA di UIN Bandung, yakni Bapak Dede Miftahul Anwar, S. Pd., CITO, CITM. dan Bapak Muhammad Priyatna Hendriawan, S.Pd.
Sesaat setelah sambutan oleh Bapak Dr. Iyon Maryono, M. Pmat. Selaku Kaprodi dilanjut pada 2 sesi acara inti yaitu sesi knowledge dan praktik. Sesi knowledge dibuka oleh Bapak Priyatna Hendriawan, S. Pd dengan menampilkan slide presentasi berjudul "Future Innovation : Internet of Things (IoT) pada Pembelajaran Matematika" beliau menyatakan bahwa saat ini pembelajaran tidak hanya berupa pemberian ilmu tetapi keterampilan "Sekarang sudah bukan masanya mereka (peserta didik).. mereka pegang gawai, mereka bisa searching apapun bahkan bisa jadi mereka lebih intelek dalam digital. Sehingga yang dibutuhkan adalah transfer softskillnya".
Pada pemaparan selanjutnya oleh Bapak Dede Miftahul Anwar, S. Pd., CITO, CITM. menjelaskan tentang pentingnya IoT dalam pembelajaran salah satunya mendapat HAKI dan kreativitas pada pengelolaan kelas. Adapun IoT pada matematika, tiga diantaranya statistika (pengukuran jarak dan grafik) , geometri (Keliling dan luas lingkaran) dan Teori Bilangan (Menemukan bilangan prima). Dalam praktiknya mahasiswa dipersiapkan untuk mengintall software Arduino terlebih dahulu dan menggunakan AI untuk membuat codding. Adapun tips dalam membuat prompt pada AI setidaknya perlu 5 unsur diantaranya : Konteks, Konten, Tujuan, Batasan atau Preferensi, serta Gaya jawaban yang diinginkan.
Adapun 5 aspek kebutuhan dasar IoT adalah Mikrokontroler, Sensor, Aplikasi Pemrograman, Program dan Wiring (Pengkabelan) sehingga dapat menciptakan perangkat ajar matematika yang inovatif berbasis STEM dan IoT dengan langkah-langkah selengkapnya di link yang tertera diakhir sehingga menghasilkan sensor pada gambar seperti dibawah ini.
Dalam menutup acara, moderator yakni Ibu Wildatussolihah M. Pd. Menyampaikan bahwa dengan terselenggaranya Seminar Pendidikan Matematikan ini, diharapkan dapat memacu semangat para calon pendidik dan praktisi pendidikan matematika untuk terus berinovasi dalam menciptakan metode pembelajaran yang relevan seiring perkembangan zaman. Pendekatan STEM dan integrasi teknologi IoT tidak hanya memperkaya perangkat ajar, tetapi juga membekali peserta didik dengan keterampilan yang dibutuhkan di era digital ini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H