Sahabat Kompasiana, kali ini saya ingin bercerita tentang santri mudik, orang tua sambut gembira.
Pada tanggal 28 Maret 2024 bertepatan dengan tanggal 17 Ramadan adalah waktu yang paling dinantikan oleh seluruh santri di MQ Tebuireng Jombang, Jawa Timur karena hari itu santri diizinkan untuk mudik ke masing-masing kampung halaman.
Santri MQ Tebuireng Jombang ini berasal dari berbagai wilayah. Untuk proses perpulangannya mereka diberi kebebasan memilih. Ada santri yang ikut rombongan yang difasilitasi oleh pihak ponpes, ada juga yang rombongan dengan seniornya sesama kampung halaman.
Anak sulungku, Kiki ikut rombongan dengan seniornya dan rekan-rekan lainnya yang mudik ke Pandeglang.
Terbayang dong, betapa bahagia hati orangtua menyambut kedatangan anaknya tercinta yang lama tak bersua. Selama kurang lebih 3 bulan kami tdak bertemu. Rindu sekali. Meskipun kerinduan itu sering agak sedikit terobati dengan adanya komunikasi rutin setiap satu Minggu sekali. Itu sudah cukuplah untuk mengobati rindu pada anakku tersayang.
Berangkat pukul 08.00 WIB menuju agen bis Rosalia. Kemudian berangkat menuju serang pukul 13.00 WIB dari Jombang dan tiba di serang pukul 03.00 dini hari.
Ketika kami tiba di tugu patung Serang ternyata banyak orang tua santri yang sudah datang berduyun-duyun untuk menjemput putra putri mereka. Awalnya saya pikir, bis tersebut adalah bus yang ditumpangi anak saya bweswry rombongan eh ternyata itu adalahnh Santi dari Lirboyo. Rombongan anak saya bisnya masih berada di Tangerang. Jadi masih menunggu dengan sabar kurang lebih selama 1 jam lagi.
Tak lama berselang, si sulungku datang. Riang hati bukan kepalang.
Selamat berlibur sayang. Pesanku untuknya meski libur ngaji harus ttp berjalan.
Ayahnya sering mengingatkan "NKRI harga mati, ngaji sampai mati". Semoga menjadi penyemangat untuk AA kiki khususnya dan untuk para santri semua yang sudah mudik.