Lihat ke Halaman Asli

Imas Masitoh

Guru SD yang baru saja selesai mengikuti pendidikan guru penggerak angkatan 8

Menginternalisasi Sistem Among pada Diri Seorang Pendidik

Diperbarui: 1 Januari 2024   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

"Sistem among kita yaitu menyokong kodrat alamnya anak-anak yang kita didik agar dapat mengembangkan hidupnya lahir dan batin menurut kodratnya sendiri-sendiri."_Ki Hajar Dewantara

 Sahabat Kompasiana, pada kesempatan ini saya akan mengulas materi tentang sistem among yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara agar kita dapat memahami konsep sistem among dan merefleksikannya dalam proses pembelajaran.

Dalam bahasa Jawa ngomong berarti merawat dengan penuh ketulusan dan penuh kasih sayang serta mentransformasikan kebiasaan-kebiasaan baik disertai dengan doa dan harapan. Among yaitu memberikan contoh tentang baik dan buruk tanpa harus mengambil hak murid agar bisa tumbuh dan berkembang dalam suasana batin yang merdeka sesuai dengan dasarnya. Sedangkan ngomong adalah proses untuk mengamati, merawat, dan menjaga agar murid mampu mengembangkan dirinya,  bertanggung jawab, dan disiplin berdasarkan nilai-nilai yang telah diperoleh sesuai dengan kodratnya. Begitupun dengan falsafah dari beragam daerah-daerah di Indonesia yang pada intinya anak atau murid harus dituntun untuk mengembangkan dirinya sesuai kodrat dan potensinya dengan kasih sayang yang tulus,  mendampingi, merawat, dan menjaganya. 

Sistem among bukan sekedar metode membimbing dan mendampingi murid belajar. Lebih dari itu dengan memahami sistem among kita sebagai guru diharapakan memilki mindset among terlebih dahulu sebelum mempraktikan metode among. Sebagai pendidik kita harus ingat bahwa penekanan pada proses belajar murid amatlah penting bagi tumbuh kembang murid.  Kadang kita lupa pada proses belajar yang terjadi dalam diri murid ketika ia mengerjakan sesuatu. Tidak hanya sekedar menilai hasil pembelajarannya saja.

 Ki Hajar Dewantara mengenalkan sistem among sebagai suatu metode pendidikan yang menekankan pada proses pembelajaran yang dikenal dengan Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, dan  Tut Wuri Handayani. 

Ing Ngarso Sung Tulodho  (di depan memberi teladan), artinya guru harus memahami secara utuh tentang apa yang dapat membantu murid,  menjadi teladan dalam budi pekerti, sikap, dan tingkah laku.

 Ing Madyo Mangun Karso (di tengah membangun kehendak). Dalam hal ini guru diharapkan mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi bersama murid dengan membuka dialog bersama murid,  berperan sebagai narasumber dan penuntun.

 Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan) artinya bahwa guru tidak sekedar memberikan motivasi tetapi juga memberikan saran dan rekomendasi dari hasil pengamatannya agar murid mampu mengeksplorasi daya cipta, rasa,  karsa, dan karyanya berdasarkan pada kodrat alam sebagai syarat untuk mencapai kemajuan pendidikan sesuai dengan potensi murid dan kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin murid hingga dapat mencapai selamat dan bahagia.

Lalu, bagaimana agar guru mampu mneginternalisaasikan sistem among?

Guru hendaknya tidak hanya memandang sistem among sebagai suatu metode saja tetapi lebih dari itu sebagai cara berpikir among. Penting disadari pula bahwa kita  sebagai pendidik  yang mempunyai karakter,  kredibel, dan dihormati murid harus  memiliki kemampuan mengelola dan mengembangkan kemampuan sosial emosional yang baik dengan murid. Guru hendaknya bertutur kata yang mudah dipahami murid dengan sistematis dan logis. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline