Lihat ke Halaman Asli

imas masitoh

TERVERIFIKASI

Full time mom

Belajar Zero Waste, Belajar Hidup Berkesadaran

Diperbarui: 7 Juni 2021   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sisa makanan dijadikan kompos. Cara ini bermanfaat untuk mengurangi sampah makanan. (SHUTTERSTOCK/JCHIZHE via kompas.com)

Satu hal yang selalu menjadi penyesalan saya setiap harinya. 

 "Sampah"

Ya, setiap saya selesai mencuci piring pasti saja selalu bersalah karena sampah setelah memasak atau setelah makan pasti saja terasa banyak.

Sebenarnya sudah dua tahun ini saya belajar untuk menerapkan "zero waste" dalam keseharian saya. 

"Zero waste?" "gak mungkin lah!" 

Pasti beberapa orang akan beranggapan seperti itu. Tidak dipungkiri, memang jika benar-benar zero waste itu memanglah tidak mungkin. Namun, menurut saya makna zero waste yang saya terapkan pada keseharian adalah untuk minim sampah.

Dan pada prinsipnya, zero waste ini terdiri dari 5R, Refuse (menolak), Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang), dan Rot (membusukkan sampah).

Sejujurnya, dua tahun ini saya memang sering ingkar janji akan komitmen yang saya buat untuk menerapkan zero waste itu. Tapi semakin hari dan hingga sampai saat ini saya merasa sangat bersalah dan menyesali akan dua hal. Rasa malas dan menunda. Ya, dua hal itulah yang membuat saya ingkar janji akan komitmen yang saya buat sendiri.

"Oke, mulai besok sampahnya harus dipilah"

"Besok jangan lupa bawa tempat makan kalo beli makanan di luar"

"Beli sedikit, yang penting habis dan gak kebuang"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline