Lihat ke Halaman Asli

imas masitoh

TERVERIFIKASI

Full time mom

Sebuah Perjalanan dengan "Kereta Senja" Komponis Asal Yogyakarta, Gardika Gigih

Diperbarui: 9 Maret 2017   22:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: instagram @gardikagigih

Baiklah, Izinkan saya yang hanya sebagai penikmat musik untuk menyampaikan sesuatu tentang “Kereta Senja” yang telah membawa saya ke sebuah perjalanan.

Rasanya memang tepat “Kereta Senja” menjadi single pertama dari album penuh perdana komponis asal Yogyakarta, Gardika Gigih yang dirilis Februari lalu. Lagu yang berdurasi sembilan menit ini membuat suatu dinamika yang membuat saya merasakan mood yang berbeda beda dalam lantunan instrumen pada lagu ini. “Kereta senja” membawa saya ke dalam suatu perjalanan ketika mendengarkannya. Bukan perjalanan yang sebenarnya, tetapi perjalanan memaknai dengan "kereta senja" Gardika Gigih. Bahkan pernah ketika mendengarkan lagu ini, saya seakan melakukan perjalanan dengan kereta api sambil melihat keluar jendela dan memaknai semua yang pernah saya lalui. Yah, mungkin saya tipe orang yang begitu ketika menikmati musik. 

Dalam siaran pers jelang peluncuran albumnya di sorgemagz.com, Gardika Gigih memilih lagu ini menjadi lagu yang pertama kali didengarkan karena baginya “Kereta Senja” paling merepresentasikan isi album ini.

“Dari segi dinamika dan instrumen Kereta Senja paling mewakili nuansa album. Ada banyak perubahan mood dalam lagu itu. Temponya juga naik turun. Dan semua instrumen yang dipakai untuk bikin album ada di lagu itu, jadi lagu itu termasuk yang paling ramai” kata Gigih

Dinamai dengan “Nyala” proses pembuatan album ini didukung penuh oleh Sorge Records. Dilansir dari sorgemagz.com, Gardika membocorkan alasan mengapa album ini dinamainya dengan “Nyala”

“Semua orang di dalam hidupnya pasti pernah mengalami masa-masa sulit. Nah, album ini bicara tentang harapan. Sesusah apapun situasi yang dihadapi pada akhirnya pasti akan baik-baik saja” ungkapnya.

Pernahkah kau sedekat ini, ku berlari dan berlari

Pernahkah kau merasa, jauh nyata dari asa

Pernahkah kau mengejar, jauh takkan terkejar



Lirik dari “Kereta Senja” tersebut memang hanya tiga kalimat singkat. Namun, lirik yang dirangkai Ananda Badudu, mantan partner Rara Sekar di Banda Neira ini bagi saya mempunyai makna besar untuk saya pribadi. Dimana saya kembali mengingat dan memaknai semua hal yang sudah saya lalui. Ditambah dengan tempo musik yang naik turun membuat lagu ini semakin kaya, kaya akan instrumen dan kaya akan makna pada liriknya.  Dan tempo lagu yang cepat di akhir lagu, membuat saya menjadi semangat kembali. Inilah cara saya merepresentatifkan lagu ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline