Lihat ke Halaman Asli

KKN 234 Universitas Jember

Mahasiswa KKN 234 Universitas Jember

Bersama Warga Desa Kedungjajang, Mahasiswa KKN 234 UNEJ Membuat Pupuk Organik dari Kotoran Sapi

Diperbarui: 26 Juli 2024   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Credit : Tim KKN 234 Universitas Jember

Minggu, 21 Juli 2024, mahasiswa KKN bersama warga Desa Kedungjajang berkumpul di balai Desa Kedungjajang untuk mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik. Kegiatan ini berlangsung mulai dari pukul 09.45 pagi hingga pukul 11.00 siang.

Proses pembuatan kotoran sapi sebagai pupuk organik dibagi menjadi tiga tim mewakili tiga dusun di Desa Kedungjajang yaitu Dusun Krajan, Dusun Darungan Lor dan Dusun Darungan Kidul dengan masing-masing tim didampingi oleh dua sampai tiga mahasiswa. Proses pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi dipandu oleh Dhea salah satu mahasiswi KKN 234 Universitas Jember. Pembuatan pupuk organik ini diawali dengan mencampurkan bahan padat seperti kotoran sapi, sekam, dan dedak. 

Proses selanjutnya yaitu pembuatan larutan dari campuran molase (tetes tebu), EM4 dan air. Larutan tersebut kemudian dituangkan dalam pada  bahan padat dan diaduk secara merata. Pada proses pembuatan pupuk ini warga terlihat sangat antusias terutama saat proses pengadukan dan berpartisipasi penuh pada seluruh tahapan pembuatan pupuk organik. Proses selanjutnya adalah dengan menyimpan pupuk organik dalam wadah kedap udara dan air dikarenakan proses pembuatan pupuk ini dilakukan secara anaerob.

Credit : Tim KKN 234 Universitas Jember

"Proses pengadukan dikatakan berhasil jika campuran bahan padat dan larutan dapat menggumpal ketika digenggam." Ujar Yusril mahasiswa KKN 234 Universitas Jember

Proses pembuatan pupuk ini membutuhkan waktu sekitar dua minggu. Pada proses fermentasinya, dilakukan dua pengulangan pemberian larutan EM4 dan molase setiap minggunya. Proses pembuatan pupuk organik dari kotoran sapi tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan indikator keberhasilan.

"Wah, saya merasa terbantu karena dapat belajar mengolah kotoran sapi ini menjadi pupuk organik, jadi kotoran sapinya tidak menumpuk, saking semangatnya saya sampai bawa tanaman cabai karena saya pikir bisa langsung digunakan." Ujar salah satu warga Dusun Darungan Kidul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline