Lihat ke Halaman Asli

Menghidupkan Sejarah Melalui Novel Kolosal

Diperbarui: 15 Desember 2024   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cover Novel Gugur Bunga Kedaton. Sumber : Store Tiga Serangkai

Novel Gugur Bunga Kedaton karya Wahyu H.R. merupakan sebuah novel kolosal yaitu novel yang menampilkan cerita dengan latar belakang sejarah, budaya, atau peristiwa besar yang melibatkan banyak karakter dan konflik berskala luas. Di Indonesia literasi melalui membaca novel yang sebagai hobi bagi beberapa orang semakin meningkat sepanjang tahunnya, menurut data dari Perpustakaan Nasional pada tahun 2023 literasi ini meningkat dan berapa di angka 66.77, Perpusnas menargetkan peningkatan yang siginifikan pada tahun 2024. Membaca novel mengandung berbagai manfaat pagi pembacanya, yaitu meningkatkan kreatifitas dan meningkatkan kecerdasan emosional.

Novel Gugur Bunga Kedaton karya Wahyu H.R. yang terdiri dari 745 halaman diterbitkan oleh Metamind pada tahun 2015. Novel ini bercerita mengenai intrik politik islamisasi kerajaan di nusantara yang terjadi pada tahun 1293 sampai tahun 1546. Perwakilan Wali Songo yaitu Sunan Gresik, Sunan Kalijaga, dan Sunan Ampel menjadi tokoh penting dalam penyebaran Islam di Jawa. Mereka menggabungkan ajaran Islam dengan budaya lokal sehingga diterima dengan mudah oleh masyarakat.

Kisah intrik politik Islamisasi Majapahit dimulai pada tahun 1478, saat Majapahit mulai melemah akibat perang saudara dan serangan Girindrawardhana. Dalam situasi ini, Raden Patah, yang diyakini sebagai keturunan Majapahit, mendirikan Kerajaan Demak di pesisir utara Jawa dan memulai penyebaran Islam. Meski demikian, sisa-sisa kekuasaan Hindu-Buddha masih bertahan di pedalaman Jawa. Pada masa pemerintahan Sultan Trenggana (1518--1546), Demak mencapai puncak kejayaannya. Salah satu pencapaian terbesar adalah menaklukkan Daha (Kediri), pusat terakhir kekuatan Hindu-Buddha, pada tahun 1527. Peristiwa ini menandai berakhirnya supremasi Majapahit dan menjadi tonggak penting dalam penyebaran Islam di Jawa.

Setelah kemenangan tersebut, Islamisasi dilakukan secara bertahap melalui dakwah Wali Songo, adaptasi tradisi lokal seperti gamelan dan wayang kulit, pernikahan politik, dan perdagangan. Tahun 1527 juga menjadi momen penting ketika pengaruh Demak meluas hingga pesisir utara Jawa, Sunda Kelapa, dan Sumatera. Namun, kejayaan ini mulai memudar ketika Sultan Trenggana wafat pada tahun 1546 dalam ekspedisi militer ke Panarukan, Jawa Timur. Kematian sang sultan memicu konflik internal di Kerajaan Demak, membuka babak baru intrik politik yang penuh tantangan.

Novel Gugur Bunga Kedaton karya Wahyu H.R. menghadirkan kisah yang memukau tentang perjuangan politik, intrik keluarga, dan transisi budaya di masa peralihan kekuasaan Islam di Nusantara. Dengan latar sejarah yang kaya dan narasi yang menginspirasi, novel ini membawa pembaca menyelami perjalanan panjang Islamisasi di Jawa. Jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati kisah heroik penuh makna ini---Gugur Bunga Kedaton adalah bacaan yang akan memperkaya wawasan dan menyentuh hati Anda!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline