Lihat ke Halaman Asli

Imanuel Moensaku

Mahasiswa Universitas Palangkaraya

Bagaimana Krisis Moneter Indonesia Dulu dan Sekarang?

Diperbarui: 3 Desember 2022   17:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Halo Kawan-Kawan, Kali ini sesuai judul, Kita akan membahas banyak hal mengenai Kebijakan Moneter. Bagi yang belum tau Kebijakan Moneter, jadi Kebijakan Moneter itu adalah kebijakan yang dibuat oleh Bank Sentral yang fungsinya untuk mengontrol Jumlah Uang Beredar atau biasa disebut (Money Supply) dan juga Suku Bunga. Jadi Money Supply dan Suku Bunga ini berhubungan erat fungsinya untuk mengurangi inflasi lalu menstabilkan harga barang dan Nilai Tukar Mata Uang . Banyak negara yang ingin mengurangi/menekan inflasi dan juga menstabilkan harga barang maupun Nilai Tukar Mata Uangnya maka disitulah Kebijakan Moneter sangat diperlukan baik bagi negara yang ekonominya rendah maupun tinggi. Nah ngomongin Kebijakan Moneter jadi bikin flashback deh dengan Krisis Moneter tahun 1998? Kalo ada yang belum tau dan penasaran, cus kita bahas.

Kita mulai bahas dulu ya dari Krisis Moneter yang terjadi pada tahun 1998 lalu, nah penyebab terjadinya Krisis Moneter pada saat itu dikarenakan dulu banyak perusahaan swasta dalam negeri yang berhutang ke Lembaga perbankan luar negeri dengan tenggat waktu yang pendek, itu menjadi sebab dari kecenderungan rasa percaya diri yang berlebihan terhadap kekuatan ekonomi Indonesia bahwa ekonomi Indonesia akan berjalan baik baik saja. Tapi banyaknya perusahaan berhutang menciptakan masalah yaitu Ketidakstabilan Ekonomi atau devisa negara makin menipis apalagi krisis tersebut diperparah dengan lemahnya sistem perbankan negara dan investor asing mulai berkurang karna sudah pesimis dengan ekonomi Indonesia pada saat itu. Akibatnya nilai rupiah pada saat itu bisa dibilang terjun bebas dari Rp1.977 per 1 USD menjadi Rp16.650 per 1 USD.

Jadi ada beberapa artikel menyebutkan bahwa dalang dibalik krisis moneter yang sampai membuat tidak hanya nilai mata uang rupiah saja tapi juga nilai mata uang diasia sampai terjun bebas adalah George Soros. Ia merupakan investor berkebangsaan hungaria yang dikenal sebagai Spekulan Keuangan, Investor Saham, dan juga Aktivis Politik. George Soros juga merupakan seorang pendiri dan direktur perusahaan investasi bernama SOROS FUND MANAGEMENT dan ia juga memiliki perusahaan Hedge Fund Bernama Quantum Fund yang pernah menghasilkan return tahunan sebesar 32% selama 25 tahun. Nama George Soros sendiri pertama kali disebut oleh Mahathir Muhammad yaitu Mantan perdana menteri Malaysia yang menuduh perusahaan Hedge Fund milik Soros lah yang membuat nilai tukar mata uang diasia menjadi kacau dan tidak stabil. Bahkan rupiah sempat menembus lebih dari Rp17.000 per 1 USD, Saat ini rupiah telah menembus  kurang lebih Rp15.000 per 1 USD.

Dulu karna krisis moneter tersebut pernah membuat Panic Shopping di Jakarta sampai sampai ada yang ciptain lagu tentang situasi ekonomi yang sulit pada saat itu loh, lagunya berjudul KRISMON yang kepanjangannya yaitu Krisis Moneter dan lagu tersebut dinyanyikan oleh penyanyi cilik, Cindy Cenora. Tapi dibanding dengan krisis moneter dulu, sekarang yang katanya akan ada resesi pada tahun 2023 masih bisa dibilang krisis moneter kelas ringan yang mungkin tidak menimbulkan Panic Shopping, tapi untuk berjaga jaga sudah semestinya kita sebagai penggerak ekonomi harus tetap waspada dan bersiap sedia jikalau nanti resesi yang akan datang bisa lebih dari ekspetasi kita. Maka dari itu selain menyiapkan tabungan darurat, kita juga harus membuat daftar anggaran pengeluaran agar tidak shock saat belanja harian tiba-tiba harganya naik dari biasanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline