Suatu hari ada seorang pasangan muda-mudi yang sedang menjalin asmara. Sebut saja Daniel dan siska. Muda-mudi ini berpacaran sudah 3 bulan, namun mereka berbeda kepercayaan. Daniel setiap hari minggu pergi ke gereja. Sedangkan siska setiap hari pergi ke masjid. Namun mereka sangat saling mencintai. Kemanapun mereka pergi, mereka selalu pergi berdua.
Namun suatu hari ketika mereka ingin melanjutkan kepada hubungan yang lebih serius yaitu sebuah pernikahan, mereka tidak direstui oleh orang tua mereka. Orang tua Siska menolak keras utk siska menikah dengan Daniel. Bahkan siska diancam oleh orang tuanya akan di kirim ke pondok pesantren agar siska dapat berpisah dari Daniel. Sehingga siska dan daniel terpaksa putus. Nah, menurut pembaca semuanya. Apakah boleh berpacaran berbeda keyakinan?saya akan mengajak pembaca semuanya berpikir dampak kedepannya ketika saudara-saudara berpacaran berbeda keyakinan.
Yang pertama pikirkan resiko ketika saudara akan melangkah kepada jenjang pernikahan. Apakah kedua orang tua saudara akan merestui hubungan saudara?, seperti yang di alami oleh Daniel dan siska. Jangan sampai ketika saudara memutuskan berpacaran dengan orang yang berbeda keyakinan, saudara menjadi terluka atau sakit hati kepada orang tua saudara atau orang tua pasangan saudara, atau bahkan ketika saudara harus putus, saudara menjadi hancur hati, galau berkepanjangan.
Bahkan tidak sedikit dari mereka mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri ketika mengalami putus cinta. Kedua, pikirkanlah perbedaan prinsip yang saudara pegang dan pasangan saudara pegang. Apakah saudara dapat menerima perbedaan prinsip tersebut?, karena tentunya apa yang menjadi keyakinan saudara dengan pasangan saudara berbeda sehingga nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang diajarkan keyakinan saudara dengan pasangan saudara juga berbeda.
Contoh simpel saja mengenai perbedaan cara pandang mengenai ketuhanan. Ketiga, pikirkanlah ketika saudara sedang bertengkar dengan pasangan saudara. Apakah saudara mau menerima pemikiran serta cara penyelesaian pasangan saudara?. Jangan sampai ketika terjadi perselisihan, saudara tidak menemukan penyelesaiannya sehingga tidak ada titik temu antara saudara dengan pasangan saudara.
Bahkan hal yang tidak di inginkan terjadi, seperti KDRT atau lebih parahnya ialah perceraian. Keempat, pikirkanlah bagaimana kehidupan ank-anak saudara dari hasil hubungan saudara dengan pasangan saudara. Kepercayaan yang manakah yang akan di anut oleh anak saudara?. Jangan sampai hal ini juga menjadi kebingungan untuk anak saudara sehingga mempengaruhi pertumbuhan rohani maupun karakter anak saudara. Oleh karena itu, mari saya mengajak para pembaca artikel ini untuk memikirkan segi positif dan negatifnya serta dampak yang akan ditimbulkan ketika saudara memutuskan menjalin pacaran dengan orang yang berbeda keyakinan dengan saudara. Semoga melalui artikel ini para pembaca mendapat wawasan baru dan dapat membuka pikiran saudara sebelum saudara menjalin sebuah hubungan dengan orang yang berbeda keyakinan dengan saudara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H