Lihat ke Halaman Asli

Imanuel Tri

Membaca, merenungi, dan menghidupi dalam laku diri

Sup Batu Pemersatu

Diperbarui: 24 Oktober 2022   06:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

*SUP BATU PEMERSATU*

Di suatu tahun, aku pusing memikirkan siswaku satu kelas,  di suatu negara primitif.  

Mereka semua pelit.  Milikku miliku,  milikmu milikmu! Padahal mereka bukan orang miskin berkekurangan.  

Oleh karena berteman dengan Pailul,  aku curhat kepadanya.  Dan Pailul menawarkan diri menjadi guru tamu di kelasku.  

Aku menyetujui, suwer, keren!

Pailul pun datang di sekolah.  Ia mengajak anak-anak belajar di luar kelas.  
Anak anak mengikut Pailul dengan cuek seperti layaknya anak-anak ego dhewek dhewek.

***

"Ya,  ini batu tidak sembarangan. Ini namanya Batu Sup.  Batu ini bisa dimasak menjadi sup yg lezat." kata Pailul menunjukkan sebutir kerikil yg telah dicuci bersih.

"Wauw,  memang enak, Om?!" tanya Cindi.  

"Tentu.  Ada yang mau sup?" tanya Pailul.  

Anak-anak saling berteriak, mau.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline