Lihat ke Halaman Asli

Imanuel Tri

Membaca, merenungi, dan menghidupi dalam laku diri

Haruskah Mas Menteri Mengorbankan Kami Hanya karena Corona

Diperbarui: 14 Juni 2020   15:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gbr.diolah dari Solo.pos & Serambi.News.

Haruskah Mas Menteri Mengorbankan Kami Hanya Karena Corona. Ini  sebuah catatan ringan hasil mendengarkan percakapan para tetangga.

Kelaziman dunia anak adalah bermain. Anak tidak bisa dipisahkan dengan bermain. Tanpa bermain, terasa ada yang bolong dalam hidup anak.

Tokoh psikologi dunia, Hurlock pun menyatakan bahwa pada perkembangan awal anak adalah belajar keterampilan fisik untuk bermain. Nah, jadi anak bermain itu identik dengan orang dewasa bekerja.


Dunia Anak Identik dengan Bermain dan Bersosialisasi
Ada saatnya anak bermain seorang diri. Namun tidak bisa selamanya. Ketika anak melihat orang lain, ia cenderung ingin bermain dengan  orang tersebut. Naluri anak memang cenderung ingin bersosialisasi.

Jangan heran kalau kemudian terjadi sepulang sekolah anak langsung bermain dengan anak tetangga, bahkan mungkin sebelum sempat makan. Sebab bagi anak bermain dengan kawan adalah segalanya.

Masa anak-anak masa yang terasa konyol bagi orang tua tetapi begitulah anak. Anak-anak rela tidak makan asal bebas bermain dengan kawan. Bahkan kadang rela ditinggal orang tua bepergian demi dirinya bisa bermain sepuasnya.

Memprediksi New Normal di Sekolah

Nah, jika pada minggu ketiga bulan Juli nanti new normal benar dijalankan di sekolah, kita bisa memprediksi yang akan terjadi. Memang ada protokoler kesehatan. Juga ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh sekolah.

Ada imbauan jaga jarak. Ada aturan cuci tangan. Ada anjuran tidak bersalaman. Ada perintah pakai masker. Guru harus memastikan diri sehat. Guru juga harus megatur agar anak tidak saling berdekatan. Semua aturan ada di surat edaran Mas Menteri.

Pertanyaannya, akan berjalan efektifkah peraturan protokoler new normal sekolah?

Kekhawatiran terbesar adalah aturan protokoler itu akan terabaikan. Bukan berarti Bapak dan Ibu Guru membangkang atau tidak menuruti aturan  pemerintah. Hal pengabaian itu semata-mata karena naluri anak itu suka bermain dan suka bersosialisasi. Tidak mungkin seorang guru bisa mengekang seratus persen naluri anak di sekolah ketika anak-anak yang lain juga hadir di sana.

Foto Dokumen Pribadi


Tegakah  Mas Menteri Mengorbankan Kami
Jika terjadi new normal di sekolah sekalipun sudah dengan aturan protokoler kesehatan tetapi ada satu saja oknum di sekolah yang membawa virus covid-19 maka ledakannya akan lebih dahsat dari ledakan Hiroshima.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline