Singkong atau ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan tanaman pangan yang populer di Indonesia. Singkong menjadi salah satu tanaman dalam sistem pertanian tumpang sari di kebun atau pekarangan.
Di Timor, Nusa Tenggara Timur, setelah menanam jagung pada awal musim hujan, kami lalu tanam lagi stek singkong di sela-sela jagung. Singkong akan tumbuh terhimpit dalam rimbunan jagung yang tumbuh lebih cepat.
Setelah panen jagung, kami membersihkan batang jagung, sisa tanaman lain dan semak belukar. Pohon singkong yang sebelumnya terhimpit kemudian tumbuh bebas.
Singkong akan tumbuh menjadi besar dan rimbun, tergantung kesuburan tanah. Singkong akan terus tumbuh berkat curah hujan rendah yang masih turun pada bulan Mei ke atas.
Sementara itu jika singkong sudah tumbuh pada musim tanam sebelumnya, batang akan mulai bertunas hingga berdaun lebat. Di sekujur batang singkong akan tumbuh tunas-tunas daun.
Selain itu ada petani yang menancapkan batang singkong dengan rapat di tepi pekarangan rumah sebagai pagar alami. Pohon singkong tidak hanya sekedar pagar pembatas namun juga sebagai penghasil sayur lewat daunnya.
Umbi singkong yang menjadi pagar tidak akan seberapa bahkan tidak ada karena tumbuh sangat rapat. Namun daun singkong lumayan banyak dan menjadi salah satu sumber pangan.
Ada juga petani yang setelah memanen singkong lalu membentangkan batang ubi sebagai pematang. Batang yang kontak dengan tanah kemudian berakar dan tumbuh daun hijau yang dapat menjadi sayur.
Batang singkong yang tak sengaja tergeletak di tanah pun dapat tumbuh subur. Singkong terkesan dapat tumbuh dengan mudah di daerah Timor yang cadas dan curah hujan lebih rendah.
Beberapa hari setelah memasuki musim hujan, pohon-pohon singkong yang sebelumnya merana akan kembali lebat dengan daun hijau nan segar. Daun singkong otomatis menjadi bahan olahan sayur untuk konsumsi.