Lihat ke Halaman Asli

Imanuel Lopis

TERVERIFIKASI

Petani

Mendung Bikin Galau

Diperbarui: 19 November 2023   18:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana pedesaan saat mendung. Gambar: dokumentasi Imanuel Lopis.

Berbagai daerah di Indonesia saat ini mulai memasuki peralihan musim kemarau ke musim hujan. Hampir setiap hari gerombolan awan hitam berarakan di langit hingga mendung. Kadang hujan dengan intensitas sedang, gerimis atau cuma mendung dan tidak hujan sama sekali.

Awan-awan hitam pekat di langit tersebut menghalangi pancaran cahaya dan terik matahari. Suasana pun otomatis redup dan sejuk.

Cuaca yang mendung lantas bikin galau banyak orang. Di media sosial saya temukan berbagai postingan yang mengungkapkan kegalauan saat mendung. Galau karena rindu pada orang tua, keluarga, kampung halaman, kekasih, dll.

Saya juga merasakan hal yang sama saat mendung. Galau, gundah gulana, ambyar dan rasa yang gimana gitu. Siklus alam rupanya membawa dampak pada suasana hati kita manusia. 

Pada musim kemarau langit cerah tanpa awan dan matahari bebas menyengat. Rasanya sangat panas dan gerah. Kita pun tidak nyaman, kesal dan sensitif dengan kondisi alam tersebut.

Kala kemarau berakhir dan musim hujan menjelang, mendung menyelimuti semesta. Angin sepoi yang berhembus terasa sejuk serasa berada di ruangan full AC. Ketika menarik napas dalam-dalam, kesejukan itu menembus hingga ke segala penjuru lorong jiwa dan raga. 

Suasana lingkungan sekitar yang sejuk membuat hati pun sejuk, rileks,  dan tenang. Keadaan ini juga menghanyutkan kita dalam gelisah, galau, rindu dan beragam perasaan karena suatu hal. 

Dalam beberapa lagu pop yang bertemakan cinta,   liriknya mengisahkan tentang mendung dan galau. Misalnya dalam lagu karya Deddy Dores berjudul Mendung Tak Berarti Hujan atau lagu Mendung Tanpo Udan karya Kukuh Prasetya Kudamai.

Perasaan yang campur aduk saat mendung juga berkaitan dengan kesadaran kita bahwa musim hujan akan segera datang dengan segala dampak.

Dampak baiknya seperti petani dapat menanami lahan pertaniannya, sumber air yang kering kembali tersedia dan tumbuh-tumbuhan kembali menghijau. Dampak buruknya seperti air rembes, drainase mampet, angin kencang, pohon tumbang, banjir, longsor, dan petir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline