Lihat ke Halaman Asli

Imanuel Lopis

TERVERIFIKASI

Petani

Pak Fran Kapolsek Amanuban Tengah, Cerita di Hari Bhayangkara

Diperbarui: 1 Juli 2023   18:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar logo HUT 77 Polri. Gambar: polri.go.id

Tanggal 1 Juli merupakan hari ulang tahun Kepolisian Republik Indonesia (Polri) atau hari Bhayangkara. Hari ini segenap insan Polri di seluruh penjuru Indonesia mengadakan upacara perayaan secara nasional atau lokal di daerah masing-masing. Ucapan selamat ulang tahun ke 77 untuk Polri pun berdatangan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun secara daring.

Polri di usia hampir kepala delapan tentunya sudah menorehkan sejuta cerita di bumi pertiwi ini dari masa ke masa. Torehan cerita oleh Polri baik secara institusi maupun individu tiap anggota memberikan kesan dan kenangan tersendiri di hati masyarakat.

Salah satu kisah seputar Polri yang berkesan dan menjadi kenangan indah di hati saya sebagai masyarakat biasa adalah tentang Pak Fran yang dulu menjabat Kapolsek Amanuban Tengah. Nama lengkap dan pangkatnya saya tidak tahu dan hanya tahu nama panggilannya yaitu Pak Fran. Dulu saat berteman di media sosial baru saya lihat namanya Fran Hutabarat.

Pak Fran memimpin kepolisian sektor di Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Propinsi Nusa Tenggara Timur, pada tahun 2012 lalu. Beliau berperawakan tinggi dan atletis. Rambutnya yang lurus selalu terlihat klimis dan rapi dengan minyak rambut.

Pada masa kepemimpinan Pak Fran sebagai Kapolsek, saya masih aktif dalam kegiatan kepemudaan lingkup Gereja Sonhalan di Niki-niki ibu kotanya kecamatan Amanuban Tengah. Suatu kali ketua pemuda memberitahukan bahwa Pak Kapolsek yang baru minta supaya kami beribadah bersamanya di rumah dinas.

Di suatu Sabtu sore pun kami puluhan pemuda pergi untuk beribadah bersama di rumah sang Kapolsek dalam komplek Polsek Amanuban Tengah. Rumah dinas tidak terlalu besar, ruang tamunya juga pas-pasan dengan beberapa sofa. Kami pemuda yang lain pun harus merangsek terus ke ruang keluarga dan duduk lesehan di atas tikar.

Setelah itu Pak Fran selalu hadir bersama kami dalam kegiatan-kegiatan pemuda gereja seperti turnamen voli, berkemah, perayaan Natal dan tahun baru, dll. Sang Kapolsek juga sering menyanyi dalam ibadah di gereja dengan vokal grup yang beranggotakan beberapa pemuda. Wah! Suaranya merdu juga.

Pada bulan Agustus kala itu saat kemah pemuda dengan peserta dari belasan gereja, Pak Fran hadir lalu berbagi cerita motivasi bersama kami. Di penghujung tahun saat Natal, kami mengadakan lomba mendirikan pohon natal antar kelompok pemuda dan Pak Fran salah satu jurinya. Menjelang pergantian tahun pada 31 Desember kami berdoa dan makan bersama di komplek gereja. Pak Kapolsek ini hadir dan memberikan nasihat-nasihat kepada kami pemuda gereja.

Secara personal saya tidak pernah mengobrol dengan Pak Fran. Para senior dan pengurus pemuda yang biasanya mengobrol dengan beliau. Saya hanya anggota biasa dalam pemuda yang biasanya lalu-lalang memotret berbagai kegiatan dengan kamera poket.

Mungkin karena sering super sibuk memotret dengan kamera tersebut Pak Fran kemudian mengenal saya, terlebih saat kami juga berteman di media sosial. Ketika tak sengaja bertemu, Pak Fran yang sering lebih dahulu menyapa saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline