Santet merupakan hal yang lekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Santet sebagai ilmu hitam untuk mencelakai seseorang. Di bagian timur Indonesia termasuk Timor, Nusa Tenggara Timur, santet populer dengan sebutan suanggi.
Berikut ini fakta-fakta seputar suanggi di Timor. Pertama, suanggi merupakan "obat". Dalam Bahasa Dawan, orang Timor menyebut seseorang yang menggunakan suanggi sebagai alaut.
Ada yang menyebut pengguna suanggi sebagai apaek le'u (pengguna obat). Hal tersebut karena media suanggi ada yang berupa potongan akar, kulit, atau ranting tumbuhan sehingga orang menyebutnya sebagai "obat". Ketika menyantet seseorang berarti nale'u (mengobati/menyantet).
Kedua, suanggi sebagai penyebab sakit dan meninggal. Dalam skemata atau konsep pikiran masyarakat, seolah-olah suatu penyakit atau kematian akibat suanggi.
Ketika seseorang sakit, keluarganya mendatangkan dukun atau membawanya ke dukun untuk suli (melawan atau menetralkan suanggi). Kadang dukun juga mengeluarkan suanggi dalam bentuk batu, potongan besi atau paku dari tubuh orang sakit.
Dalam penerawangan dukun atau "orang pintar", mereka kerap menemukan penyebab dari suatu penyakit adalah suanggi. Ada seseorang yang menyantet, orang bekin atau amo'et.
Secara umum "orang pintar" sering mengatakan bahwa yang melakukan suanggi merupakan kerabat, tetangga atau teman dari orang yang sakit tersebut namun tidak menyebut nama pelaku secara spesifik.
Ketika ada seseorang yang meninggal dunia bukan karena kecelakaan atau faktor usia, masyarakat kerap menghubung-hubungkannya dengan suanggi, terlebih jika kematian tersebut secara mendadak. Dugaannya semakin kuat ketika ada "orang pintar" yang mengatakan bahwa penyebab dari kematian tersebut karena suanggi.
Ketiga, dendam dan iri sebagai motif suanggi. Pada umum seseorang menyantet orang lain sebagai balas dendam. Membuat orang lain sakit bahkan mati dengan suanggi sebagai pembalasan dendam karena adanya sebuah pertikaian atau permasalahan sebelumnya.
Menurut pandangan Atoin Meto (orang Timor), rasa iri juga sering membuat seseorang mencelakai orang lain dengan suanggi. Iri karena tidak memiliki kepandaian, harta, atau jabatan seperti orang lain.