Lihat ke Halaman Asli

Imanuel Lopis

TERVERIFIKASI

Petani

Kebiasaan Jalan Kaki Membentuk Fisik Secara Alamiah

Diperbarui: 4 Maret 2023   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi jalan kaki. Gambar: shutterstock.com

Pada suatu hari di daerah pinggiran Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, saya berjalan kaki dengan seorang kakek saat pulang dari kebun. Kami melalui jalan desa tak beraspal dan menanjak. Setelah hampir 1 kilometer berjalan, kakek lansia yang tak beralas kaki ini tampak santai saja dan tidak ngos-ngosan. 

Kata sang kakek, dia sudah berumur 84 tahun. Wouw! Di usia senja kakek masih kuat berjalan kaki, mengurus kebun dan ternak. Ternyata sejak kecil dia sudah terbiasa jalan kaki berkilo-kilometer menempuh medan berat.

Pada kesempatan lain, saya pernah jalan kaki bersama beberapa anak TK dan SD dari pedalaman yang hendak ke sekolah. Mereka berjalan dengan gesit dan cepat melewati jalan yang menanjak sekitar 2 kilometer. Bocah-bocah itu tidak ngos-ngosan dan tidak mengeluh capek. Selama perjalanan mereka tidak pernah berhenti. 

Saya sendiri sebagai orang di kampung juga sejak kecil sudah terbiasa jalan kaki. Hingga saat ini masih sering jalan kaki dalam jarak 1 sampai 3 kilometer ke pasar, toko atau gereja. Berjalan kaki mengambil air di sumber mata air, berjalan kaki ke kebun, berjalan kaki membawa kayu bakar dari rumah ke kebun, dll. 

Beberapa cerita di atas merupakan gambaran kehidupan sehari-hari kami di kampung atau pelosok yang erat dengan jalan kaki. 

Akibat kebiasaan jalan kaki setiap hari selama bertahun-tahun, sistem pernapasan kami beradaptasi sehingga napas tidak ngos-ngosan. Sendi dan otot tidak sakit atau pegal saat jalan kaki. 

Kebiasaan jalan kaki bahkan jalan kaki sambil membawa barang bawaan berat juga membakar kalori dalam tubuh kami. Alhasil badan tidak gendut tetapi ramping dan berotot secara alami. Kebiasaan jalan kaki memberi dampak baik bagi kebugaran dan kesehatan kami. 

Kebiasaan jalan kaki ini juga secara alami membentuk fisik anak-anak di kampung menjadi lebih kuat. Ketahanan fisik ini menjadi potensi dalam cabang olahraga seperti atletik. Misalnya dari pelosok-pelosok NTT sendiri banyak atlet-atlet atletik berprestasi hingga level internasional. 

Di era perkembangan zaman sekarang, kebiasaan jalan kaki mulai tergerus. Orang kampung pun berlomba-lomba memiliki kendaraan. Angkutan roda dua dan roda empat sudah menjangkau pelosok-pelosok. Orang lebih memilih berkendara daripada jalan kaki walau hanya untuk keperluan jarak dekat. 

Menggunakan kendaraan lebih praktis, cepat dan mudah daripada jalan kaki. Orang juga merasa gengsian ketika harus berjalan kaki karena kebanyakan sudah berkendara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline