Angin kencang saat ini terjadi di sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur, termasuk di daerah kami Kabupaten Timor Tengah Selatan. BMKG pun sudah memberi peringatan dini tentang angin kencang tersebut.
Malam kemarin, Rabu (1/3/2023) hujan turun deras dengan hembusan angin kencang. Deru hujan dan angin membuat suasana terasa mencekam di malam hari. Walaupun demikian kami semua dalam keadaan yang baik-baik saja.
Salah satu hal yang saya syukuri adalah adanya hutan di seberang jalan depan rumah kami. Rumah kami dan rumah warga lainnya menghadap ke barat, berjejer di sepanjang jalan desa. Di seberang jalan tersebut ada pohon-pohon yang tumbuh tinggi, lebat dan rapat.
Ada pohon yang masih muda dan ada yang sudah tua. Kebanyakan adalah pohon mahoni dan sebagian pohon berupa gamaling, asam, kemiri, bambu, dll. Hutan kecil ini terbentang ratusan meter.
Ketika musim angin barat atau angin yang bertiup dari arah barat, hutan ini menjadi pemecah angin. Hembusan angin kencang tidak langsung menghantam rumah kami. Kekuatan angin sudah mereda saat menerpa pepohonan lebat di hutan ini. Angin yang kemudian menerpa rumah kami pun kekuatannya sudah melemah.
Pada tahun 90-an, hutan di depan rumah kami ini masih beberapa pohon saja yang tumbuh berjarakan, tidak sepadat saat ini. Ketika angin kencang bertiup dari barat, angin langsung menghantam rumah kami. Atap rumah seperti hendak tercabut. Tanaman jagung di halaman rumah pun patah atau tumbang tersapu angin.
Kini pohon-pohon tumbuh dengan lebat dan rapat. Hutan kecil ini menjadi benteng bagi kami, memecah kerasnya hembusan angin barat.
Saya pun tersadar, hutan tidak hanya berfungsi sebagai pencegah erosi dan penyerap air hujan. Hutan juga bisa menjadi pelindung bagi pemukiman di tepi hutan dari ancaman angin kencang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H