Lihat ke Halaman Asli

Imanudin Abdurohman

Penulis amatir

Puisi untuk Kekasihku

Diperbarui: 6 Juli 2023   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Pinterest/@messynessychic 

Kekasihku,
Waktu kian beranjak tanpa merayu
Tak ada jeda yang begitu cepat membiru
Seperti halnya rindu

Deru demi deru
Hentakan demi hentakan
Semuanya bergumul bersama pelik haru
Seolah, kita tak mengenal apa itu kemuraman

Kita menjelma bak sosok antagonis
Menari bersahaja di atas tutur yang tak logis;
Tak ada kebaikan, tak ada kearifan
Yang ada, hanya kemunafikan, dan kebengisan

Kau diibaratkan layaknya seorang pelacur
Sedang aku, seorang pelantur tutur

Kita terbiasa bermesraan di bawah peliknya setiap tangis;
Bersenggama dalam bengis,
Dicumbui cercaan yang mengiris,
Hingga, tangis itu terasa tak lagi manis.

Kita jaga pilu itu agar tetap membiru;
Bersemayam pada setiap deru,
Mengepal haru dalam kalbu,
Seolah, pilu itu menjadi candu!

Kita percaya,
Tuhan selalu terjaga!
Sekalipun dunia ini fana,
Tak semestinya cinta itu nestapa!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline