Senyumnya, meredupkan senja di ufuk sana
Matanya sayu, dengan pipi yang merona
Aku terbuai,
Seraya tatap saling menetapi
Perlahan, ia mulai menari-nari
Dalam alunan yang sunyi
Matanya perlahan liar,
Merayapi, lalu menelanjangi;
Rindu,
Rindu yang bercampur sendu
Aku hanyut,
Oleh derai-derai puisinya;
Yang diselipkan pada dua bola matanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H