Sore itu suhu udara Kota Makassar masih terasa menyengat dan membakar tubuh, tepatnya jam 15.00 Wita sesuai undangan, bertempat di De luna Cafe & Karaoke, yang tak jauh dari Karebosi link dan Makassar Trade Center (MTC), Jl. Ahmad Yani Makassar, berlangsung acara Focus Group Discussion yang diadakan oleh tim admin Kompasiana Jakarta. Acara undangan terbatas yang dihadiri 13 orang peserta Kompasianer Makassar ini berlangsung begitu serius tapi santai dan rileks. Sambil mencicipi beragam hidangan snack dan minuman khas De luna cafe dan juga menunggu peserta lain yang belum hadir, tepatnya jam 15.30 Mas Nurulloh membuka diskusi sore itu. Mas Nurulloh yang didampingi oleh Mas Dicky yang secara khusus langsung diutus dari admin Kompasiana Jakarta untuk memandu acara diskusi ini sejenak memperkenalkan diri ke para kompasianer karena sebagian dari kompasianer makassar ada yang sudah mengenal dan masih ada yang belum mengenal Mas Nurulloh. Padahal beliau inilah salah satu admin dari sekian admin kompasiana yang bekerja siang malam memantau konten para kompasianer yang tersebar di seluruh Nusantara bahkan sebagian dunia. Beda halnya Kang Pepih dan Mas Kandar Jet, sebagian besar sudah mengenalnya karena beberapa kesempatan datang dan hadir di acara Blog shop Kompasiana Makassar sekaligus kopi darat. [caption id="attachment_212594" align="aligncenter" width="300" caption="Mas Nurullo dan Mas Dicky pada saat membuka acara FGD di De Luna Cafe & Karaoke, Makassar (Foto; Imansyah Rukka)"][/caption] Yang jelas kegiatan kali ini yang dipandu oleh Mas Nurulloh ditemani oleh Mas Dicky ini tampil lain dari yang lain. Namun inti pertemuan FGD yang dirangkai dengan kopi darat dengan kompasianer ini sudah tergambar secara gamblang dikepala saya beberapa hari sebelumnya seperti yang tercantum di undangan yang diberikan kepada saya via email. Setelah Mas Nurulloh menjelaskan sambil menampilkan konten di display contoh web Kompasiana Makassar, dan juga kanal Bandung serta kanal Jakarta tersebut sekaligus menjelaskan maksud kegiatan FGD tersebut. Rupanya Mas Nurulloh memberikan kabar gembira bagi para Kompasianer Makassar yang hadir bahwa kanal blog khusus kompasiana Makassar sebentar lagi akan hadir. Kompasiana yang awalnya dirintis oleh Pepih Nugraha (Kang Pepih) ini dikenal selama ini sebagai blognya para jurnalis Kompas yang telah bertransformasi menjadi sebuah media jurnalis warga (citizen jurnalism ). Kini sebentar lagi akan hadir tersendiri dengan kanal khusus untuk para kompasianer makassar. Mas Nurulloh menjelaskan bahwa nantinya ada beberapa rubrikasi yang tersaji dalam kanal khusus ini dan awalnya nanti mungkin masih satu domain dengan Kompasiana Jakarta yang selama ini kita masih gunakan. Seiring Dinamika dan perkembangannya, memang sudah saatnya kompasiana sebagai media sosial terbesar di tanah air terus menerus memperbaiki diri dan menerima masukan dan perkembangan arus informasi yang begitu cepat, maka selayaknya kompasiana melebarkan jaringan netizen-nya dengan membuat kanal baru khusus warga Makassar Sulsel. Inilah inti Focus Group Discussion (FGD) sore ini. Sekaligus kedatangan Mas Nurulloh dan MasDicky sebagai langkah awal dan sosialisasi kepada kami semua yang hadir sebagai undangan kompasianer Makassar. Yang menakjubkan, menurut catatan admin Kompasiana yang dijelaskan oleh Nurulloh di layar display, tercatat hingga september 2012 ada sekitar 138.813 pengguna yang terdaftar sebagai kompasianer, dengan Konten yang telah dipublikasikan sebanyak 556.181. Belum lagi dengan rata-rata artikel yang telah dipublikasikan setiap harinya sebanyak 900 artikel. [caption id="attachment_212595" align="aligncenter" width="300" caption="Kompasiana Makassar sebagai media sosial para warga memberikan ruang tersendiri untuk terus berkiprah (foto ; Imansyah Rukka)"]
[/caption] [caption id="attachment_212596" align="aligncenter" width="300" caption="Data admin kompasiana yang sangat menakjubkan bahwa kompasiana adalah media sosial terbesar di tananh air (foto;Imansyah Ruka)"]
[/caption] Data tersebut menunjukkan perkembangan Kompasiana boleh dikata situs jurnalisme warga yang sangat luar biasa peminatnya. Sudah saatnya konsekwensi logis tersebut dibuktikan dengan kehadirannya di Kota Makassar sebagai media sosial yang juga bisa menampung berbagai isu, laporan warga, opini, dan lain sebagainnya. Mengingat warga makassar yang terus up to date dan tak mau ketinggalan dalam mengakses berbagai konten melalui dunia maya sekaligus mendorong para kompasianer dan warga makassar umumnya untuk memanfaatkan kanal khusus ini sebagai media aspirasi sekaligus sebagai wadah perkumpulan komunitas para kompasianer di daerah-daerah di Sulsel. Kehadiran kanal kompasiana Makassar nantinya jelas sangat memberikan nilai positif bagi para warga. Banyak sekali manfaat yang bisa dijadikan nilai-nilai pegembangan diri bagi seseorang terlebih lagi yang hobi dalam dunia jurnalis. Para netizen yang hobi ngeblog, penulis lepas, penulis pemula, juga para fotografer atau wartawan foto, bisa memanfaatkan kanal kompasiana makassar ini. Juga para wartawan yang memang tugasnya dan stay di Kota Makassar dan sekitarnya sangat diuntungkan dengan kehadiran blog keroyokan ini. Bagaimana tidak? Di Blog keroyokan ini, setiap warga siapapun, yang telah memenuhi persyaratan dan aturan main Kompasiana yang telah ditetapkan (ter-registrasi) dan sudah diverifikasi oleh admin, dapat mewartakan berbagai bentuk peristiwa, menyampaikan pendapat dan gagasannya, serta menyalurkan aspirasi dan inspirasinya dalam bentuk tulisan, baik itu reportase, opini, foto, rekaman audio dan video. Barangkali jika para kompasianer yang telah terdaftar sebelumnya, tinggal dipindahkan langsung oleh admin ke kanal kompasiana Makassar jika nantinya telah resmi beroperasi. Dengan kehadiran Kanal khusus Kompasiana untuk warga Kota Makassar dan sekitarnya nantinya bisa lebih menampung beragam konten dari semua lapisan masyarakat Sulsel dari beragam latar belakang pendidikan, profesi, suku, agama, budaya, dan juga kompetensi. Sudah saatnya jiwa kritis para warga Kota Makassar Sulsel berikan ruang media aspirasi melalui Kanal Khusus Kompasiana Makassar. Dengan begitu sekalian menghilangkan semacam stigma dan image bahwa orang Makassar tahunya hanya demo dan rusuh, padahal jika ditelusuri secara jernih demo yang nyaris rusuh terjadi karena penyaluran aspirasi buat mereka khususnya para mahasiswa tidak tersalurkan dengan baik. Ketika Mas Nurulloh mempersilahkan para peserta FGD untuk mengusulkan dan menanggapi soal kanal khusus Makassar ini, saya adalah peserta pertama yang memberikan usulan menyangkut rubrik yang akan ditayangkan nantinya di beranda kompasiana Makassar. Usulan saya yakni agar tim admin menyediakan rubrikasi seputar isu sektor pertanian dalam arti luas. Yang didalam rubrik ini nantinya mencakup beberapa sub sektor; peternakan, perikanan, pemasaran hasil pertanian dan perikanan. mengapa hal ini saya usulkan sangat penting untuk dimasukkan ke dalam rubrik kompasiana makassar? Jawabannya sangat jelas, karena Propinsi Sulsel masuk dalam propinsi pangan sebagai andalan sekaligus penyangga stok pangan nasional. Keberhasilan sulsel dalam sektor pertanian banyak memberikan kontribusi bagi pembangunan di sulsel, namun ironinya perkembangan dan kemajuan sektor pertanian di sulsel ini tidak diikuti oleh peningkatan kesejahteraan petani. Begitu juga dengan sub-sub sektor yang ada di dalamnya seperti, hortikultura ; jagung, kedelai, dan sub sektor peternakan dengan populasi sapi dan unggasnya. Nah, isu inilah yang harus perlu di kritisi oleh para kompasianer makassar dengan ruang gerak dalam sebuah wadah yang betul-betul independen melalui kanal khusus kompasiana Makassar. Belum lagi dengan banyaknya petani di sulsel yang masih hidup dibawah garis kemiskinan yang serta merta tidak ada keberpihakan kepada mereka. kepemilikan tanah untuk petani atau isu land reform di sulsel juga masih menjadi masalah klasik yang belum pernah terselesaikan. Dan yang paling menarik nantinya jika kompasiana kanal Makassar ini telah resmi diluncurkan adalah benar-benar bisa dijadikan sebagai media dengan kontrol sosial yang sangat ampuh bagi para pengambil kebijakan publik. Tahu sendiri, begitu banyak warga Makassar ingin menyuarakan aspirasinya melalui tulisan baik itu opini dan laporan dari warga, namun selama ini belum ada yang bisa dipercaya. [caption id="attachment_212597" align="aligncenter" width="300" caption="Mas Nurulloh sedang mempersentasikan kehadiiran kompasiana makassar yang nantinya akan lauching (foto ; Imansyah Rukka)"]
[/caption] [caption id="attachment_212598" align="aligncenter" width="300" caption="Suasana FGD para kompasianer makassar saat berdiskusi dan memberikan usulan dan komentar ( foto ; Imansyah Rukka)"]
[/caption] [caption id="attachment_212599" align="aligncenter" width="300" caption="Foto bareng para kompasianer makassar setelah FGD selesai (foto ; Imansyah Rukka)"]
[/caption] [caption id="attachment_212600" align="aligncenter" width="300" caption="Beginilah kalau fotografer amatir, tidak pas dengan fokus objek (foto; Imansyah Rukka)"]
[/caption] Ketika media arus utama saat ini sulit untuk di akses secara langsung oleh warga dengan berbagai keluhan soal pelayanan publik, maka peran kompasiana sebagai media sosial bisa mengatasi semua hal tersebut. Apalagi dalam pengamatan saya selama ini begitu banyak mahasiswa dan para generasi muda Kota Makassar yang mempunyai potensi dan sumberdaya yang memadai untuk menulis dan menuangkan ide-ide, gagasan dan pemikiran mereka namun tidak terapresiasi dengan baik. Mereka lebih banyak mengambil jalan pintas dengan demo atau parlemen jalanan dibanding mereka menuangkannya ke dalam sebuah tulisan atau opini. Maka nantinya bagaimana agar media ini bisa di sosialiasi hingga ke kampus-kampus. Espektasi dari para kompasianer Makassar dalam FGD sore tadi terlihat begitu besar dalam kehadiran Kompasiana kanal Makassar. Hal tersebut terlihat dari usulan yang dilontarkan oleh salah satu sahabat kita yang juga kompasianer Makassar yakni Muhammad Armand, dengan gaya bicaranya yang khas dan terkesan humoris, pada prinsipnya sangat antusias mendukung gagasan pembentukan kanal khusus kompasiana Makassar. Juga tak kalah menariknya usulan dari kompasianer Bugi Sumirat dengan khas topinya ia memberikan komentarnya dengan santai dan rileks dalam diskusi yang berlangsung dengan penuh semangat. Tak ketinggalan pula kompasianer Videlya Esmerella yang usulan komentarnya begitu terstruktur dan terkesan seorang kompasianer yang kritis dan cerdas. Menyusul Nu Aqisuy yang penuh dengan kelembutan dan kehati-hatian dalam berbicara, semakin memberikan warna dalam acara FGD sore itu. Saking asiknya berdiskusi, tiba-tiba pria tinggi tegap membuka pintu dengan penuh senyum dan ramah menyalami Mas Nurulloh dan Mas Dicky dan juga saya lalu duduk. Ternyata pria ganteng inilah yang bernama M. Farid W Makkulau. Sebuah nama yang sangat khas bagi saya karena inilah kompasiana di generasi belakang yang sangat aktif menulis di Kompasiana saat ini. [caption id="attachment_212601" align="aligncenter" width="300" caption="Dari kiri : saya, mas dicky dan mas nurulloh (foto ;Imansyah Rukka)"]
[/caption] [caption id="attachment_212602" align="aligncenter" width="300" caption="Foto bareng (Imansyah Rukka)"]
[/caption] [caption id="attachment_212603" align="aligncenter" width="300" caption="Darikiri : M. Farid W Makkluau, Muhammad Amand, Imansyah Rukka, Nurulloh, dan Dicky, setelah kegiatan selesai sedang kongkow2 di Cafe De Luna (foto :IR)("]
[/caption] Kompasiana sejak berdirinya banyak melibatkan kalangan jurnalis senior Kompas seperti Pepih Nugraha, Wisnu Nugroho, dll juga para tokoh masyarakat sekaligus negarawan seperti JK, pengamat serta pakar dari berbagai bidang seperti Faisal Basri, ada juga Prayitno Ramelan, Cappy Hakim, dan juga berbagai latar belakang disiplin ilmu untuk ikut berbagi informasi, pendapat dan gagasannya. Seharusnya citra atau branding Kompasiana seperti itu bisa lebih memberikan motivasi buat para kompasianer makassar untuk nantinya sama-sama terpacu membuat karya-karyanya yang terbaik buat para pembaca. Saya sangat berterimakasih yang tak terhingga kepada Kompasiana, karena sejak saya bergabung 3 tahun lalu, saya bisa diterima menjadi wartawan majalah nasional Trobos. Dan menariknya, bagi manajemen perusahaan majalah Trobos, meski saya sudah resmi sebagai wartawan tetap namun tak larangan dan keterikatan untuk tetap menulis di Kompasiana. Malah tim redaksi di Trobos mendukung agar saya terus menerus menuangkan gagasan dan ide-ide sekaligus terus belajar menulis reportase yang baik. Memang saya masih jauh dari kesempurnaan, apalagi tugas wartawan nasional dituntut untuk profesionalisme yang tinggi maka itu kehadiran kanal kompasiana Makassar nantinya memberikan wadah tersendiri bagi saya sekaligus pembelajaran untuk terus belajar menulis dan menuangkan ide dan gagasan. Apalagi nantinya bisa ada peluang pendapatan dari sini, karena tidak menutup kemungkinan saya akan membuat sebuah buku ilmiah dari hasil karya-karya tulis saya di kompasiana dan selama pasar membutuhkannnya. Hampir 9 bulan lamanya saya mangkir dari kompasiana karena kesibukan saya sebagai wartawan majalah Trobos melakukan tugas peliputan di daerah-daerah di Sulsel, bahkan sampai ke Gorontalo. Meski begitu namun tetap ada niat saya yang besar untuk memulai lagi menulis di Kompasiana apalagi ketika admin mengundang saya untuk ikut FGD. Gairah dan semangat menulis saya terpacu lagi untuk terinspirasi untuk menulis. Memang selama ini saya hanya meng-upload berita foto di kompasiana, dan semoga saja kehadiran kanal kompasiana makassar nantinya akan mendorong saya untuk lebih aktif lagi. Terlepas dari itu, bahwa pertemuan FGD sore itu memberikan kesimpulan, gambaran dan harapan yang begitu besar bahwa kehadiran Kompasiana kanal Makassar, mendorong para kompasianer bagaimana menjadi seorang pewarta warga yang berani menuangkan ide dan gagasan-gagasannya, menampung opini, melaporkan berbagai peristiwa yang dialami atau terjadi di sekitarnya. Karena selama ini belum ada media sosial bagi warga Makassar seperti kompasiana. Selain itu juga, Kompasiana kanal Makassar sebaiknya tetap tidak berbeda dengan Kompasiana yang ada sekarang ini, kalau bisa nantinya tetap ada ruang interaksi dan komunikasi antar-anggota. Setiap Kompasianer bisa menjalin pertemanan dengan Kompasianer lain. Mereka juga dapat berkomunikasi lewat email, komentar dan fitur interaktif lainnya. Dengan beragam fitur dan fasilitas interaktif tersebut, Kompasiana kanal Makassar yang mengusung semangat berbagi dan saling terhubung (sharing connecting) akan menjadi sebuah Media Sosial andalan di kemudian hari dan membawa Kota Makassar menuju Kota Dunia seperti slogan Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin dan Propinsi Sulsel menuju Propinsi Terkemuka di Indonesia seperti icon Bapak Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo. ***Selamat buat para warga Makassar, Kompasiana kanal Makassar Akan Hadir !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H