Lihat ke Halaman Asli

Imansyah Rukka

Kemuliaan Hidup bukan hanya sekedar rutinitas namun bagaimana bisa mermanfaat bagi umat manusia dan alam semesta

Apa..?!, Hari Gini Kamu Tak Percaya Tuhan?

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_197359" align="aligncenter" width="300" caption="Tanda-tanda kebesaran Tuhan itu sangat jelas dan nyata"][/caption] "Apakah kamu tidak pernah melihat tanda-tanda kekuasaanya?", apakah kamu tidak pernah merasakan dan mensyukuri nikmatnya yang ada padamu?". Berarti selama ini mulai dari kamu bagun tidur hingga kamu beranjak dari tidurmu melakukan aktifitas sama sekali tak pernah kamu bersamaNya ? Jadi selama ini kamu mengingkari apa yang pernah kamu ucapkan sebagai manusia, maaf bro' anda tahu tidak sejak kita terlahir dimuka bumi ini, secara eksplisit dan tegas (full-in) kita sudah menyatakan kesaksian padaNya. Sudah bersumpah padaNya.  Bahwa aku bersaksi sebagai manusia bahwa "Tiada Tuhan Selain Allah, Aku Bersaksi Muhammad Itu Utusan Allah" dengan ini siap terlahir dimuka bumi, dengan segala tetek bengeknya untuk melakukan tugas-tugas yang aku bilang adalah menemukan kemuliaan kita ( saya dan juga kamu serta kita semua yang masih ada di dunia ini). Gimana caranya? Ya, itu tadi dengan melihat tanda-tanda kebesaranNya yang serba "Maha" itu. Yang tiada batas dengan segala KebesaranNya. "Paham sampai disitu bro? Baiklah kalau begitu, kita lanjutkan lagi : KebesaranNya kalau mau cepat ketemunya lihatlah selalu apa yang ada dalam dirimu bro. Menukik ke dalam sambil merenung cenung dengan dua kalimat syahadat seperti yang telah saya jelaskan tadi, atau kalau orang jawa kuno bilang "kalimasadah" atau kalau Nasrani katakan "Roh Kudus", kalau orang Hindu bilang "Sang Hyang Widi", begitu juga Budha "Aum Swasti Hastu" (maaf kalau ada yang salah mohon kritikannya). Semuanya itu memberikan sebuah gambaran keyakina yang tegas bagi manusia sesuai denga keyakinannya untuk mencari dan menemukan "kemulian" itu yang jelas dan tegas ada dalam diri kita masing-masing.Lalu mengapa musti repot jika itu memang dengan ketegasannya bisa membawa dan menuntunmu melihat dan membuktikan secara kasat mata dan nyata serta tegas bahwa Tuhan itu ada. Inilah manusia, kita semua. Memang kita juga harus sadari dan pahami bahwa dalam diri manusia itu ada benih iblis dan malaikat yang telah ditugaskan oleh Sang Maha untuk memberikan keseimbangan dalam hidup kita sebagai manusia (perpekstif - tasawuf), dengan begitu terkadang kita lupa "eling" ketika sang iblis tadi yang mendominasi hidup kita, tahta tertinggi dalam diri kita terabaikan atau tertutupi dengan kuasa iblis tadi sehingga tahta tertinggi "benih Tuhan" menjadi pasif. Dibalik aktif pastilah ada yang pasif tinggal kita pilih mana : iblis kita yang pasif atau Tuhan kita yang aktif. Nah, ketika Dia yang menjadi pasif, artinya tanda-tanda kebesarannya dalam segala hal tak terlihat atau kita rasakan, tapi dengan segala kelihaiannya serta tipu dayanya yang segala cara kita sulit membedakan. Beda tipis loh! Dunia ini semakin hari menjadi tempat yang sangat memprihatinkan sekaligus membahayakan bukan karena orang-orangnya jahat. Bukan itu bro!". Tetapi karena orang-orangnya yang tidak lagi mau peduli dengan dirinya sendiri.logis saja, gimana mau peduli orang lain, dirinya sendiri saja mereka tak perduli!? Apa sih susahnya bro, untuk paham dikit ajaL, bahwa di dalam diri kita semua ada benih "kemuliaan" yang telah di contohkan oleh pendahalu-pendahulu kita. Dari kemuliaan itu lahirlah kepekaan-kepekaan "rasa" sehingga termanifestasikan dalam wujud nyata di sekeliling kita tapi semua kembali lagi ke diri kita masing-masing. Akhirnya, teman saya itu menjadi paham, bukan karena apa yang saya jelaskan dia paham secara langsung tetapi dia sendiri yang mengatakan secara langsung kepada saya bahwa" koq kamu jelaskan panjang lebar mengenai pemahaman tentang kebesaranNya tiba-tiba angin bertiup dengan sejuknya, udara yang tadinya terasa panas seketika berubah menjadi adem?", dan yang paling saya rasakan adalah ada semacam kenikmatan yang luar biasa dari dalam". Subhanallah !" ungkapnya. Selanjutnya saya katakan kepadanya, "Itulah tanda-tanda kebesaranNya yang sangat nyata untuk kamu diperlihatkan dan itu masih kecil bagi kita sebagai manusia, begitu luas kebesaranNya yang perlu kita terus kaji, dan masihkah kamu mengingkarinya? Sekali lagi saya sampaikan padamu bro, hanya ini yang saya bisa berikan."Yakinlah, seyakin-yakinnya kemanapun dikau berada untuk selalu ingat padaNya, bahwa Dia tidak jauh, Dia sangat dekat di Urat lehermu.*** Postingan spontanitas ini saya ketik di hp saya, sebagai hasil inpirasi ketika bertemu dengan sahabat lama saya yang baru datang dari perantauan,Ia bingung dengan berkata pada saya, "Mencari Tuhan yang hilang, mana ada Tuhan, man?"...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline