Lihat ke Halaman Asli

Aset Desa

Diperbarui: 9 April 2017   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inventarisasi Aset Desa (Dok: Pribadi)

Waktu sore hari, sehabis hujan lebat, Sam Jack sudah di Djoglo, membaca koran sisa pagi. Saya agak kaget. Ia tidak berkunjung ke Djoglo cukup lama. Pasti karena “tugasnya” sebagai pendamping desa partikelir. Pasti akan membawa oleh-oleh yang banyak, cerita tentang desa-desa yang ia kunjungi.

Tidak salah. Saya yang baru bangun istirahat siang siap mendengarkannya.

Ceritanya, ia habis pindah-pindah dari satu desa ke desa lain di kaki gunung Putri Tidur. Mereka lagi demam menata aset desa. Demam, bukan hanya kemrungsung tapi juga meriang. Mereka ingin cepat-cepat menata yang namanya aset desa, tapi juga tak begitu memahami bagaimana menata aset desa.

“Aset desa disini sangan luar biasa Pak. Ada tanah bengkok, ada tanah eigendom, ada sumber air.” Kata Carik Desa, ditirukan Sam Jack.

“Terus?” tanya Sam Jack.

“Masih banyak.”

“Apa?”

“Masih banyak, pokoknya.”

“Dimana letaknya tanah eigendom? Berapa luasnya?” korek Sam Jack.

“Wah, itu yang tahu Kepala Dusun. Apa kita lihat kesana?”

“Kemana?”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline