Lihat ke Halaman Asli

Bye Bye Meneer Rijsbergen

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Ungkapan kekecewaan tampak jelas di wajah para supporter “Garuda Didadaku” saat Indonesia ditundukkan Bahrain di stadion Gelora Bung Karno, Selasa (6/9) lalu. Sebelum laga dimulai, para supporter semangat memadati stadion yang terkenal angker bagi tim tamu. Ada kenikmatan tersendiri juga menonton secara langsung via SCTV. Kita bisa melihat dari beberapa angle yang disorot kameramen. Beberapa penonton dilibatkan dalam hal menebak skor akhir saat itu. Prediksi 2-0 memang tepat. Tapi bukan untuk kemenangan skuad Merah Putih tapi milik Bahrain.

Jangan pernah menyalahkan ulah oknum penonton yang menghidupkan suasana dengan kembang api secara berlebihan. Mereka hanya meluapkan kekecewaan yang meledak secara tiba-tiba karena penampilan Merah Putih tidak bergairah dan tidak teratraktif seperti dibawah kendali Alfred Riedle. Mungkinkah Alfred Riedle mau kembali melatih Timnas Indonesia? Hahahaha...sebenarnya ini pertanyaan bodoh karena kita sendiri tahu Riedle dipecat dengan cara yang tidak bijaksana.

Kalau kita ingin membandingkan performa dan kharisma antara kedua pelatih ini, saya sangat yakin banyak yang akan memihak Riedle. Meskipun ada yang tidak sependapat dengan caramya melatih, kedisipilinan, pemilihan pemain bintang yang tidak dimasukkan ke Timnas karena berlaga di LPI, seyogyanya kita harus sadar bahwa itulah hak penuh pelatih. Tanpa intervensi pengurus atau istilahnya Asal Bos PSSI Senang seperti yang dilakoni Meneer (maaf kalo ini terlalu berlebihan), terbukti Timnas masih mampu menunjukkan taji sehingga secara pelan dan pasti peringkat Indonesia pun naik.

Pelatih yang kaya strategi dan tidak pengen timnya kalah, sudah tentu akan bereaksi memberikan komando dengan teriakan yang dibarengi dengan gerakan tangan. Coba aja kita lihat Riedle. Ataupun pelatih-pelatih klub luar negeri baik di liga negaranya masing-masing maupun di liga Champion. Pemain akan merasa terpompa adrenalinnya dan tak kenal lelah akan berjibaku menjaga ball possession ataupun zona marking. Sayangnya, Meneer tidak melakukannya saat pertandingan kemarin. Meneer lebih banyak duduk manis dan berdiskusi sama asisten pelatih dan sekali-sekali mencatat. (Saya tidak pernah melatih tapi kalau melihat posisi Boaz di sisi penyerang kanan sangatlah tidak cocok. Irfan yang punya gaya maennya lebih pas di penyerang kanan tidak dimainkan).

Lebih parah lagi sih ketika jeda. Mengutip komentar rekan di fesbuk seperti yang dikatakan Riedle : “kata-kata Wim yang menyakitkan "If you don't play better in the second half I will kick all of you out.] , harusnya Wim memberi semangat kepada para pemain usai tertinggal 1-0, dia malah menghina mereka. Kata Riedl ," Di Eropa, [kalau seperti itu] Anda bisa langsung dipecat, atau pemain memukul Anda!  Dia tidak layak menjadi pelatih timnas Indonesia!

Pelatih yang pantang menyerah tidak akan menyalahkan pemain begitu saja meskipun tatik dan strateginya nggak jalan. Dia harus bisa membangkitkan semangat baik sebelum main maupun saat jeda. Contohnya sudah dilakukan Pep Guardiola dan Alex Ferguson. Pep menyemangati para pemainnya dengan film Gladiator sebelum melawan Manchester United. Sementara Alex Ferguson terkenal dengan hairdryer treatment, mengacu kepada gaya khasnya memarahi para pemainnya di ruang ganti.Coba simak kata Danny Welbeck yang dikutp dari detiksport. “....Welbeck yang mencetak gol penyibak kemenangan MU mengaku kalau semangat dirinya dan rekan-rekannya sudah tersulut saat jeda pertandingan. "Kami menerima sejumlah kata-kata bijak saat turun minum lalu keluar bermain dan menyerang habis-habisan," ungkapnya.

Bye bye Meneer Rijsbergen. Sudah selayaknya Anda berbesar hati dan bertanggung jawab terhadap kegagalan Merah Putih. Langkah bijak yang tepat adalah mengundurkan diri. Masih banyak pelatih lokal (atau Riedle) yang mumpuni dan mampu membawa bangsa Indonesia bergairah dan berbondong-bondong menuju Gelora Bung Karno.

Janganlah mencari kambing hitam. Coba kita simak juga liputan dari www.goal.com dengan judulnya Wim Rijsbergen: Ini Bukan Tim Saya! Berikut penggalannya : Rijsbergen ditunjuk sebagai pelatih timnas senior pada Juli lalu menggantikan Alfred Riedl setelah terpilihnya Djohar Arifin Husein sebagai ketua umum PSSI periode 2011-15. “Tim ini sudah ada sebelum saya ditunjuk sebagai pelatih. Saya tidak pernah dilibatkan dalam pembentukan tim ini. Ini bukan tim saya,” cetus Rijsbergen dalam keterangannya kepada wartawan.

"Tim ini pernah bagus, pernah berbuat lawan siapapun. Pemainnya tidak berubah banyak. Lah Wim ngelatihnya bagaimana? Kecuali kalau banyak pemain muda yang masuk. Meneer, apa Anda tak tahu anak-anak ini pernah tampil bagus?" sahut Bambang Nurdiansyah menanggapi pernyataan Wim usai laga kontra Bahrain. (sumber dari detik.com)

Anda, para supporter Indonesia yang fanatik dan sejati, dukunglah Gerakan Pecat Pelatih Wim Rijsbergen melalui situs jejaring sosial.

Bye bye Meneer Rijsbergen.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline