Musim hujan telah tiba, sejumlah daerah pun ikut terbasahi atas kehadirannya. Masyakat pun kini sudah terobati akan kerinduannya akan hujan setelah sekian lama kemarau. Sawah dan ladang pun kini dapat produktif kembali akan kehadiran hujan. Namun siapa sangka atas kehadirannya malah menimbulkan bencana.
Seperti halnya hujan mengguyur Kabupaten Majalengka dan sekitarnya. Atas intensitas hujan yang sangat lama, tepatnya di Desa Cimeong pada Rabu malam tanggal 8 Desember 2021, terjadi longsor di Jalan Majalengka-Cikijing yang mana penghubung Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Ciamis.
Akibat dari bencana tersebut, sejumlah pengendara yang melewati jalur tersebut di lakukan buka tutup dan tentunya sangat mengganggu lalu lintas.
Selain itu juga, terdapat pohon pohon tumbang diakibatkan hujan disertai angin.
Menurut Pakar Klimatologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Emilya Nurjani mengatakan bahwa setidaknya terdapat dua upaya mitigasi bencana alam itu, yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non struktural.
Mitigasi struktural merupakan langkah pengurangan risiko bencana melalui rekayasa teknis bangunan tahan bencana.
Melansir dari laman Ugm.ac.id, salah satu upaya untuk mitigasi struktural yang bisa diambil dalam menghadapi kerentanan terhadap bencana akibat hujan adalah membersihkan sampah di selokan, memperbaiki tanggul agar debit air sungai tidak meluap, memperbaiki pintu air bendungan, serta memperkuat zona perakaran tanaman di tebing bukit.
Selain itu juga, membangun tebing tembok untuk mengurangi bahaya longsor di lereng-lereng yang berpotensi longsor.
Mitigasi non struktural merupakan bisa dilakukan dengan pendekatan sosialisasi kepada masyarakat secara bersama-sama terkait potensi bencana yang bisa terjadi saat hujan lebat. Selain itu juga, bisa dilakukan dengan melakukan pemberdayaan kepada masyarakat sebagai relawan, regulasi dan peraturan untuk mitigasi, dan adaptasi bencana.