Lihat ke Halaman Asli

Hidup Berdampingan Dengan Gempa Bumi

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Masih segar didalam ingatan kita tentang betapa dahsyatnya Gempa bumi yang mengguncang Jepang pada tanggal 11 Maret 2011.

Dimana selain gempa bumi dengan skala 9.0 skala Richter, ternyata gempa tersebut juga menimbulkan gelombang Tsunami yang meluluh lantakkan berbagai Infrastruktur di sepanjang pesisir Timur Jepang.

[caption id="attachment_145379" align="aligncenter" width="300" caption="(Gempa Bumi, sumber: internationalrivers.org)"][/caption]

Sungguh sebuah bencana alam yang tidak terperikan, karena gempa bumi bisa menyebabkan berbagai bencana susulan lainnya, seperti Bangunan yang roboh, kebakaran (yang disebabkan oleh terganggunya aliran listrik), jatuhnya korban jiwa, putusnya sarana jalan, tanah longsor, rusaknya tanggul yang dapat menyebabkan banjir.

Dan jika kita membicarakan tentang Gempa Bumi, terutama gempa yang terjadi di dasar laut, maka seringkali tidak bisa dipisahkan dengan bencana susulan yang tidak kalah mengerikannya, yaitu Tsunami.

Tsunami sendiri berasal dari bahasa jepang, yang berarti "ombak besar di pelabuhan". Dan Tsunami terjadi karena adanya pergeseran air di lautan, yang disebabkan oleh perubahan permukaan air laut secara vertikal dengan tiba-tiba, yang bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, longsor, atau jatuhnya benda langit. Dan kesemua faktor tersebut, terjadi dibawah laut, yang kemudian menggerakkan air menuju ke pantai, yang kemudian biasa disebut sebagai gelombang Tsunami.

[caption id="attachment_145380" align="aligncenter" width="225" caption="(Tsunami-Sumber: telegraph.co.uk)"] [/caption]

Sesampainya di pantai, Gelombang Tsunami biasanya memiliki kecepatan laju hingga mencapai 30 km/jam, dengan ketinggian mencapai puluhan meter.

Gelombang inilah yang kemudian masuk ke daratan, dan menyapu infrastruktur yang ada di daratan.

Daya rusak Tsunami menjadi lebih besar saat Tsunami turut membawa material padat yang tersapu sebelumnya.

Dan bagi mahluk hidup, akan sulit bertahan saat menghadapi Tsunami, karena yang dihadapi tidak semata-mata air laut dengan kekuatan terjangan yang dahsyat, tetapi juga material bangunan atau material padat lainnya yang juga ikut terbawa oleh terjangan Tsunami.

Kekuatan Tsunami perlahan-lahan akan terus berkurang seiring dengan semakin dalamnya memasuki daratan.

Akan tetapi efek negatifnya akan terus berdampak, yaitu terjadinya tumpukan material padat yang sulit dibersihkan, hancurnya infrastruktur, rusaknya lahan pertanian, tumbuh-tumbuhan, dan jatuhnya korban jiwa, serta rusaknya persediaan air bersih di daratan.

Berikut ini adalah beberapa gempa bumi yang pernah terjadi, dan beberapa diantaranya, diiringi oleh Tsunami,

11 Maret 2011, Gempa bumi di Jepang, 373 km dari kota Tokyo berskala 9,0 Skala Richter yang sebelumnya di revisi dari 8,8 Skala Richter, gempa ini juga menimbulkan gelombang tsunami di sepanjang pesisir timur Jepang

26 Oktober 2010, Gempa bumi di Mentawai berskala 7.2 Skala Richter, korban tewas ditemukan hingga 9 November ini mencapai 156 orang. Gempa ini kemudian juga menimbulkan tsunami.

16 Juni 2010, Gempa bumi 7,1 Skala Richter menggguncang Biak, Papua.

7 April 2010, Gempa bumi dengan kekuatan 7.2 Skala Richter di Sumatera bagian Utara lainnya berpusat 60km dari Sinabang, Aceh. Tidak menimbulkan tsunami, menimbulkan kerusakan fisik di beberapa daerah, belum ada informasi korban jiwa.

27 Februari 2010, Gempa bumi di Chili dengan 8.8 Skala Richter, 432 orang tewas (data 30 Maret 2010). Mengakibatkan tsunami menyeberangi Samudera Pasifik yang menjangkau hingga Selandia Baru, Australia, kepulauan Hawaii, negara-negara kepulauan di Pasifik dan Jepang dengan dampak ringan dan menengah.

12 Januari 2010, Gempa bumi Haiti dengan episenter dekat kota Léogâne 7,0 Skala Richter berdampak pada 3 juta penduduk, perkiraan korban meninggal 230.000 orang, luka-luka 300.000 orang dan 1.000.000 kehilangan tempat tinggal.

30 September 2009, Gempa bumi Sumatera Barat merupakan gempa tektonik yang berasal dari pergeseran patahan Semangko, gempa ini berkekuatan 7,6 Skala Richter (BMG Indonesia) atau 7,9 Skala Richter (BMG Amerika) mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan.

[caption id="attachment_145387" align="aligncenter" width="640" caption="(Tsunami, sumber: BBC.uk)"][/caption]

2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang Tasikmalaya, Indonesia. Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum diketahui jumlah pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga terhambat.

3 Januari 2009 - Gempa bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter di Papua.

12 Mei 2008 - Gempa bumi berkekuatan 7,8 Skala Richter di Provinsi Sichuan, China. Menyebabkan sedikitnya 80.000 orang tewas dan jutaan warga kehilangan tempat tinggal.

12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter

9 Agustus 2007 - Gempa bumi 7,5 Skala Richter

6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas.

27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.

8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.

26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera Hindia. Bencana alam ini telah merenggut lebih dari 220.000 jiwa.

26 Januari 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang India dan merenggut lebih dari 3.420 jiwa.

26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.

21 Mei 2002 - Di utara Afganistan, berukuran 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.

26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.

21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter, menyebabkan 2.400 korban tewas.

17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut 17.000 nyawa.

25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171 nyawa.

30 Mei 1998 - Di utara Afganistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada skala Richter menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.

17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000 nyawa.

30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan menewaskan 1.000 orang.

12 Desember 1992 - Di Flores, Indonesia berukuran 7,9 pada skala richter dan menewaskan 2.500 orang.

21 Juni 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut 50.000 nyawa.

7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.

19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter, meragut lebih dari 9.500 nyawa.

16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.

4 Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan sekitar 1.570 korban jiwa, diantaranya seorang aktor Rumania Toma Caragiu, juga menghancurkan sebagian besar dari ibu kota Rumania, Bukares (Bucureşti).

28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran 7,8 pada skala Richter dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh.

4 Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan 22.778 terbunuh.

29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota Agadir.

26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan 33.000 orang tewas.

24 Januari 1939 - Di Chillan, Chili dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000 kematian.

31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan 50.000 orang.

1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut sedikitnya 140.000 nyawa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline