Pergaulan bebas anak remaja sudah menjadi tradisi dan kebiasaan buruk, yang sampai hari ini belum bisa di tuntaskan oleh pendidikan. Banyak faktor yang menjadikan kenakalan anak remaja terus meningkat.
Misalnya; kemajuan teknologi, masalah ekonomi, faktor keluarga, faktor lingkungan dan juga pasangan muda yang belum siap menjadi orang tua. Selain itu, masih banyak faktor-faktor lain yang menjadi penyebab pergaulan bebas anak remaja.
Penyebab pergaulan bebas
Persoalan ini begitu pelik dan sangat sulit untuk menemukan jalan keluarnya. Hampir di setiap sudut jalan saya menjumpai anak-anak SD, SMP dan SMA yang tidak memiliki sopan-santun dalam berkata-kata dan berperilaku.
Anak-anak SD sudah terbiasa mengatakan kata-kata kasar seperti; "anjing dan babi", seolah-olah kata-kata ini sudah baik di sebagian lingkungan masyarakat.
Anak-anak tersebut juga sudah merokok dan ada juga yang sudah minum-minuman keras. Saya sempat mengelus dada, mau jadi apa bangsa ini jika anak-anak yang masih di bawah umur sudah melakukan perilaku yang di luar batas kewajaran.
Kejadian ini terjadi di sekitar lingkungan saya sendiri, dan mungkin saja juga terjadi di setiap daerah atau kota yang lain.
Perilaku anak-anak sekarang memang sudah tidak sesuai lagi dengan tujuan dari pendidikan di Indonesia. Dalam undang-undang Pendidikan Nasional di jelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk akhlak yang mulia.
Apabila melihat perkembangan pendidikan sekarang ini, sepertinya adalah salah? Meskipun hal ini sangat sulit untuk menginterpretasikannya dalam kalimat yang baik.
Perlu dipahami bahwa penyebab pergaulan bebas dan kenakalan anak-anak remaja dan anak di bawah umur disebabkan oleh gagalnya pendidikan, baik pendidikan di rumah maupun pendidikan di sekolah.
Pergaulan bebas dalam artikel ini diartikan sebagai perilaku anak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai spiritual maupun nilai-nilai budi pekerti.