Lihat ke Halaman Asli

Imaniar Miftachul Khoiriyah

International Relations

Diplomasi pada Masa Umar bin Khattab

Diperbarui: 1 November 2019   10:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Umar adalah seorang yang loyal dan sahabat Rasulullah yang taat. Dia selalu berpartisipasi aktif dalam berbagai perang. Dia sangat konsisten dengan komitmennya, terus terang dalam mengungkapkan kritik-kritiknya, tegas dan baik hati serta lugas dalam menguungkapkan pendangan-pandangannya. Banyak pendapat Umar dalam berbagai masalah yang diterima, bahkan menjadi sebuah ketetapan hukum yang berlaku hingga sekarang. Umar menjadi khalifah pada bulan Agustus tahun 634 M yang mengambil alih tanggung jawab kepemimpinan dari khalifah pertama, dia adalah khalifah yang saat ini mendapat rahmat dan mendapat baiat dari masyarakat. Tugas yang dipikulnya memnag lebih ringan dari pendahulunya, karena dia memiliki waktu dan kecakapan untuk melakukan konsolidasi, mengembangkan (ekspansi) dan memimpin negara baru menuju sebuah kekuasaan yang besar dan sangat dihormati.

Tindakan pertama yang diambil Umar setelah menjadi khalifah ialah mencopot Khalid bin Walid dari kedudukannya sebagai seorang panglima perang karena terdapat laporan bahwa dia telah memberikan seribu keping uang kepada orang dekatnya.Ketika memberhentikan sang jebderal, Umar tak lupa mengirim surat resmi kepada para gubernur di berbagai provinsi yang di dalamnya menyatakan bahwasannya dia mencopot Khalid, bukan karena dia telah melakukan tirani dan penipuan, namun itu semua dia lakukan untuk suatu kepentingan, yaitu agar orangorang sadar bahwa kemenangan-kemenangan yang selama iini decapai bukanlah berkat kepemimpinan Khalid, tapi semata-mata dari Sang Pemberi Kemenangan trsebut (Allah). Disini tak ada kata yang disamarkan dan hipokrasi dalam pengakuan yang terus terang itu dari seorang pemimpin, yang secara benar telah mampu membaca situasi, dan dengan keras telah memberi peringatan kepada mereka yang mungkin memiliki perbedaan ide. Yakni, bahwa tak ada seorang pun yang dianggap tidak penting dan tidak diperlukan.

Umar menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana orang-orang Yahudi dan Nasrani telah membantu dan bersekongkol malakukan pemurtadan pada zaman pemerintahan Abu Bakar. Umar memrintahkan untuk mengusir kaum Yahudi itu dari tanah Arab karena telah melakukan pelanggaran terhadap berbagai kesepakatan dan telah melakukan aktibitas anti pemerintahan dalam jangka waktu yang lama. Dalam tindakan ini Umar telah berhasil mengeliminasi elemen-elemen yang potensial untuk melahirkan friksi dan perpecahan serta berhasil menanamkan homogenitas, korehensi, dan kesatuan sikap di antara kaum muslimin di tanah Arab.

Dalam jangka sepuluh tahun, pemerintahan Umar dengan segala kesabarannya, rencana kebijakan, dan semangatnya tang membara telah mampu menciptakan sebuah "imperium" yang sangat luas, yang meliputi Arabia, Syria, Mesir, Iraq, Iran, Makran termasuk wilayah Balukistan (negara bagian Pakistan sekarang, pent). Umar juga telah berhasil menaklukkan Yerusslem dan melakukan perjanjian yang berisi tentang proteksi dan kebijakna-kebijakan Umar kepada penduduk Yerusalem. Bukan hanya kesepakatan Yerussalem yang memberikan ketentuan tentang perlibdungan dan hak-hak minoritas. Klausuk tersebut hampir ada dalam setiap kesepakatan yang dinegosiasikan dengan orang-orang yang ditaklukkan di Syria, Persia, dan Mesir.

Pasa saat dia telah mentransformasikan masyarakatnya menjadi sebuah masyarakat internasional secara impresif (mengesankan), Umar sangat hati hati terhadap kondisi yang ada di dalam negerinya. Baik di dalam negeri maupun di luar negeri, secara pribadi atau di depan publik, dia adalah gambaran seorang yang sangat sederhana, orang yang baik dan dermawan. Dia adalah salah seorang yang mampu menggabungkan antara idealisme dan realita, ketegasan dan kelembutan, kekuatan dan kesopanan, keadilan dan pengampunan. Dia memiliki integritas yang demikian tinggi. Dia adalah orang yang tak pernah tersentuh oleh sifat buruk sangka, kecurigaan kemunafikan dan penipuan, dan lebih dari tu dia paham dimana kepentingan negara berada.

Umar selalu menanamkan kepercayaan pada hati rakyat dan selalu menjaga kepercayaan itu dengan sebaik-baiknya. Umar secara konsisten selalu berkonsultasi dengan rakyatnya dan menghargai pendapat-pendapat mereka. Umar juga berusaha untuk menanamkan rasa persamaan dan kemerdekaan di kalangan rakyatnya. Dia selalu memberi kebebasan berpendapat kepada rakyatnya dan tidak pernah membeda-bedakan mereka terkait hukum dan undang-undang. Umar merupakan sosok pemimpin yang sederhana, dimana seluruh kehidupannya sama seperti rakyatnya kebanyakan dan selalu berinteraksi langsung dengan rakyatnya.

Namun dibalik kesuksesan pemerintahannya tersebut, Umar mengalami masa akhir yang tragis. Dia ditikam oleh seorang budak yang berasal dari Persia saat dia memimpin shalat subuh di masjid Nabawi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline