Lihat ke Halaman Asli

Imaniah Khairina Nurarif

Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikas di UPN "Veteran" Jakarta

Public Relation: Menangani Krisis Akibat Pemberitaan Negatif Terhadap Perusahaan

Diperbarui: 6 Desember 2024   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Image by pch.vector on Freepik)

Keberadaan Public Relation di sebuah perusahaan sangat krusial untuk mengatasi krisis akibat pemberitaan negatif guna menjaga stabilitas perusahaan.  Public Relations adalah bidang yang berfokus pada pengelolaan komunikasi perusahaan dengan publik.  Bidang ini memainkan peran penting dalam menciptakan hubungan saling menguntungkan dengan pihak terkait dan mempertahankan citra positif suatu perusahaan di mata publik.  Pemberitaan negatif yang muncul dapat merugikan bisnis dan citra perusahaan.  Tak sedikit perusahaan merugi bahkan bangkrut imbas pemberitaan negatif tersebut.

Pemberitaan negatif terkait perusahaan di media dapat menimbulkan dampak negatif, yakni terjadinya krisis dalam perusahaan.  Media memiliki kekuatan mempengaruhi pendapat publik dan menciptakanan citra positif ataupun negatif berdasarkan informasi (Hafyrani & Satriani, 2023).  Berita negatif mampu merugikan bagi perusahaan sebab mereka menjadi perhatian media (Toha et al., 2023). Seperti akibat dari isu Israel, harga saham PT  MAP  Boga  Adiperkasa menurun pada triwulan 4 (Novanti, 2023). Penelitian oleh Yunus dan Astutik (2022) menyebutkan pengaruh berita kecelakaan terhadap loyalitas penumpang Lion Air sebesar 45,7%. Penelitian pengaruh terpaan berita peretasan situs Tokopedia, menyatakan berita tersebut berpengaruh negatif terhadap reputasi perusahaan (Nanda & Widyaningsih, 2021).     

Guna menjaga stabilitas perusahaan Public Relation dibutuhkan sebagai pembuat dan pelaksana langkah-langkah mengatasi krisis.  Public Relations penting untuk mempertahankan citra positif perusahaan, mendukung tujuan bisnis, dan menjaga hubungan baik dengan pemangku kepentingan, seperti konsumen, investor, pemerintah, maupun media (Raida et al., 2024). Untuk mengantisipasi dan penyelesaian cepat segala isu dan krisis, dibutuhkan Public Relation agar reputasi perusahaan tidak terpengaruh (Batoebara & Zebua, 2021). Demi menjaga reputasi perusahaan dan kepercayaan pelanggan, perlu adanya strategi Public Relation yang tepat (Filayly & Ruliana, 2022).  Dilansir dari Laman Fisip Unisri, terdapat langkah penting yang harus dilakukan Public Relation saat krisis akibat pemberitaan negatif: (1.) Memiliki protokol darurat dan pembentukan tim cepat tanggap.  (2.) Merespon situasi dengan cepat. (3.) Konsisten dan transparan dalam komunikasi yang dilakukan. (4.) Manfaatkan media sosial untuk mengendalikan situasi. (5.) Mengevaluasi langkah yang telah dilakukan dan menjadikannya pelajaran.  Dengan begitu, Public Relation menjadi ujung tombak dalam persaingan di industri (Amanda et al., 2022). 

Dalam realita di banyak kasus krisis perusahaan akibat pemberitaan negatif, Public Relation berhasil menyelamatkan stabilitas perusahaan. Penelitian oleh Maulana et al (2024), menyatakan manajemen krisis Public Relation PT BSI terbukti efektif memulihkan reputasi dan mengembalikan kepercayaan saat menghadapi dampak peretasan data.  Hal ini dilakukan dengan transparannya respon dan aksi langsung untuk memperbaiki kerusakan.  Di tahun 2021, Burger King UK berhasil membangun kembali reputasi setelah kontroversi akibat postingan twitter yang dianggap menyinggung para wanita (Nurdianti et al., 2023).  Public Relation berperan  penting saat PT Jakarta Propertindo ditimpa masalah revitalisasi Taman Ismail Marzuki sebab mampu memperbaiki citra perusahaan (Rengkuan & Parlindungan, 2022). Pengguna Grab Indonesia meninggal dunia akibat kecelakaan saat menggunakan jasa grabwheels.  Dengan dilakukannya 3 fase krisis oleh Public Relation, Grab Indonesia mampu mempertahankan citra perusahaan pasca krisis tersebut (Zebua et al., 2021). Ketika terjadi kasus pekerja perempuan pabrik es krim AICE yang keguguran akibat tekanan kerja, Public Relation PT Alpen Food menyelesaikan krisis lewat komunikasi baik dengan media (Nadila, 2021). 

Demi menjaga stabilitas perusahaan saat menghadapi krisis pemberitaan negatif, Keberadaan Public Relations menjadi sangat penting. Pemberitaan negatif tentang perusahaan di media dapat menyebabkan krisis perusahaan. Public Relation dibutuhkan sebagai Pembuat dan pelaksana protokol pengendalian krisis.  Berdasarkan beberapa studi kasus yang telah disajikan, Public Relation memang berhasil menyelamatkan perusahaan dari kerusakan yang disebabkan oleh pemberitaan negatif.  Public Relation menciptakan pondasi untuk menjaga perusahaan dari krisis dan mengembalikan stabilitas maupun reputasi baik.

Daftar Pustaka

Amanda, A. Z. R., Hamidah, S. S., Rusdiana, R., & Muhammad, F. (2022). Peran Public Relationsdi Industri Perhotelan. Cebong Journal, 1(2), 47-52. https://doi.org/10.35335/cebong.v1i2.15

Batoebara, M. U., & Zebua, D. (2021, 8). Jurnal Network Media. PERAN PUBLIC RELATIONS DALAM MENINGKATKAN CITRA POSITIF HOTEL SANTIKA PREMIERE DYANDRA MEDAN, 4(2). https://doi.org/10.46576/jnm.v4i2.1403

Filayly, T. N., & Ruliana, P. (2022). Strategi Public Relations dalam Memulihkan Citra Perusahaan. PARAHITA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1), 29-40. https://doi.org/10.25008/parahita.v3i1.76

Hafyrani, N. K., & Satriani, A. (2023, Agustus 14). Pengaruh Pemberitaan Negatif terhadap Citra Lembaga Kepolisian. Bandung Conference Series: Public Relations, 3(2). https://doi.org/10.29313/bcspr.v3i2.9575

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline