Lihat ke Halaman Asli

Iman Haris M

Loper Koran

Betul-betul Kebetulan

Diperbarui: 3 Desember 2023   15:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (reichanjapan.files.wordpress.com)

Kalau kita perhatikan benar-benar, ada banyak kebetulan yang terjadi menjelang pemilihan presiden 2024 nanti. Perkara kebetulan ini adalah kebenaran atau bukan, tentu lain soal lagi.

Misalnya, bahwa Gibran, yang saat ini maju sebagai salah satu calon wakil presiden, adalah putra Jokowi, yang secara kebetulan juga masih menjabat sebagai Presiden RI, tentu sekedar kebetulan saja.

Lho, memang siapa yang bisa memilih terlahir dari orang tua presiden atau bukan? Toh bisa saja orang tiba-tiba kepikiran mau jadi cawapres, dan tiba-tiba saja didukung partai-partai politik; adalah kebetulan kalau yang didukung itu anak presiden.

Kebetulan saja Golkar yang memiliki ratusan atau bahkan ribuan kader itu kepincut Gibran yang saat itu masih menjadi kader PDIP, yang secara kebetulan juga masih menjabat sebagai Walikota Solo.

Sudah barang tentu jabatan Gibran sebagai Walikota Solo ini juga suatu kebetulan, meski menurut mekanisme resmi partai saat itu seharusnya Gibran sudah tidak bisa lagi mencalonkan diri.

Kebetulan saja Gibran berminat, dan kebetulan juga Megawati sebagai Ketua Umum PDIP merekomendasikan Gibran untuk maju pada Pilkada Solo 2020. Adalah suatu kebetulan juga ketika pada akhirnya Gibran terpilih menjadi Walikota Solo.

Konon, keberhasilan Gibran sebagai Walikota Solo ini yang membuat Koalisi Indonesia Maju besutan Prabowo jatuh hati kepada putra sulung Jokowi itu.

Solo di bawah Gibran secara kebetulan memang diguyur jatah proyek pemerintah pusat jauh lebih banyak dan lebih besar nilainya daripada kota atau kabupaten lainnya.

Sebagai perbandingan, berdasarkan data LPSE yang diolah Katadata, nilai proyek pemerintah pusat pada 2021-2023 di Kota Solo mencapai Rp 2 triliun puluhan kali lipat jika dibandingkan nilai proyek pemerintah pusat, misalnya saja, di Kota Cirebon sebesar Rp 171,3 milyar, Kota Malang Rp 165,2 milyar, Kota Madiun Rp 161,08 milyar dan Kota Tasikmalaya sebesar Rp 137,9 milyar.

Jika angka kemiskinan dan inflasi di Kota Solo selama Gibran menjabat ternyata malah naik, tentu itu sekedar kebetulan saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline