Lihat ke Halaman Asli

Jembatan

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya selalu kagum kepada para pembuat jembatan. Mereka membangun sarana untuk menghubungkan dua wilayah yang terpisahkan oleh sungai, baik sungai lebar ataupun kecil. Kebetulan pula saat masih kecil, rumah saya tak jauh dari jembatan,  yang menghubungkan dua rukun tetangga (RT) yang lebarnya tak lebih dari 3 meter saja. Di bawahnya air mengalir meski tidak deras.  Saya melewatai jembatan itu hampir setiap hari terutama untuk berangkat sekolah. Jembatan itu masih kokoh berdiri sampai sekarang.

Hingga kini,  bila lewat jembatan di mana pun berada, saya akan menengok ke kiri dan kanan, lalu ke bawah tempat air mengalir. Pengalaman yang personal ini bisa jadi dialami bukan hanya oleh saya, tapi juga yang lain.  Dan ternyata, setiap jembatan punya kisah berbeda-beda.

Setiap kali datang ke Jakarta Utara dan Ancol, saya selalu ingin tahu dimanakah "si manis"' yang selalu menampakan diri  Jembatan  Ancol itu? Tidak ada yang tahu persis. Kabarnya, di dekat pintu masuk tempat wisata Ancol.

Di Jakarta, memang cukup banyak jembatan dengan berbagai nama. Di kawasan Pekojan, ada "jembatan kambing"  yang sering dilalui kambing karena kebetulan kawasan ini dipenuhi warga keturunan Arab yang doyan kambing.

Nama jembatan merah ternyata bukan hanya ada di Surabaya yang terkenal itu, tapi juga di Bogor. Catnya memang berwarna merah. Ketika saya melalui jembatan merah di  Bogor agak padat karena banyak kendaraan dan para pedagang kaki lima.  Di Kebun Raya Bogor ada jembatan gantung yang disangga oleh tali baja. Orang yang melintas akan merasakan sensasi bergoyang dan sedikit rasa takut.  Tapi banyak orang berfoto di sana karena pemandangannya lumayan bagus.

Di Pulau Tidung Kepulauan Seribu ada "jembatan cinta' yang terbuat dari kayu dan mengubungkan dua pulau. Di atas jembatan itu, ada orang-orang yang terjun bebas meluncur ke laut. Katanya, sambil menyebut keinginan terhadap kekasih atau pasangannya.

Singkatnya di berbagai kota dan provinsi selalu ada jembatan dengan kisah dan mitosnya sendiri-sendiri. Ada warga yang peduli pada jembatannya dan menjadikan ikon sebuah kota, ada pula yang acuh saja. di Provinsi Banten ada jembatan gantung yang sudah rusak sehingga para murid harus meniti jembatan rusak itu dengan mempertaruhkan nyawanya. Tentu saja Banten bukan satu-satunya provinsi yang punya  jembatan rusak di tanah air kita. Kita masih ingat dengan Jembatan Kutai Kertanegara di Kalimantan Timur  yang roboh dan menelan banyak korban nyawa pada dua tahun silam. Padahal, jembatan yang menghubungkan Kota Tenggarong dan Tenggarong selatan ini merupakan jembatan gantung terpanjang di Indonesia, 710 meter.

Dalam bayangan saya, mungkin bagus juga bila ada kumpulam foto dan cerita jembatan-jembatan di seluruh Indonesia, seperti jembatan Ampera, Jembatan Barelang, atau Jembatan Barito yang terkenal itu. Ya,siapa tahu suatu hari Indonesia dikenal karena jembatan-jembatannya yang cantik?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline