Kamu yang sempat melukis kanvas abu - abuku dengan tinta biru
Biru yang berpadu dengan kelabu
Seolah bercampur baur tanpa garis satu
Kamu dengan lengkung indah bibirmu
Selalu kau tampilkan lengkungan itu saat bersamaku
Denganku yang perlahan tunduk pada pesonamu
Tawa itu
Tak pernah lepas sejenak pun dari ingatanku
Merasuk di dadaku
Sejuk bagaikan salju
Mengapa kamu?