Sudah tidak asing lagi sebutan "generasi micin" dalam lingkungan sosial disematkan pada seseorang yang dinilai LOLA (LOading LAma) atau kalau dijelaskan sesuatu tak kunjung paham dan diajak bicara pun tidak nyambung.
"Ah, dasar generasi micin lu!"
Sebetulnya hubungan antara micin atau vetsin dengan kemampuan berpikir seseorang tidaklah saling berkaitan. Orang - orang yang mengidentikan kecepatan berpikir dengan kuantitas konsumsi vetsin adalah orang yang salah kaprah.
Faktanya, vetsin atau MSG (Monosodium Glutamat) adalah ekstraksi dari tumbuhan berupa sari tebu, rumput laut maupun jamur. Kehadiran glutamat memberikan rasa umami yang cenderung mampu dirasakan oleh seluruh saraf di permukaan lidah.
Tidak seperti rasa pahit yang hanya bisa dirasakan di pangkal lidah, rasa manis yang lebih sensitif dirasakan oleh lidah bagian depan. Rasa umami dikenal oleh saraf lidah untuk memperkuat rasa makanan sehingga micin seringkali disebut sebagai penguat rasa.
Glutamat sebenarnya sudah diproduksi sendiri oleh tubuh manusia dengan jumlah 50 gr dalam satu hari. Ini menandakan bahwa tubuh kita memerlukan glutamat yang secara struktur kimia adalah sejenis asam amino atau turunan protein. Glutamat juga sudah terdapat dalam makanan yang kita konsumsi sehari - hari seperti dalam daging ayam, daging sapi, jamur, rumput laut dan lain - lain.
Keberadaan glutamat yang bisa disintesis sendiri oleh tubuh di dalam hati membuat kita perlu mengkonsumsi glutamat tambahan dari luar dengan dosis yang tidak terlalu berlebihan. Penentuan seberapa banyaknya seseorang bisa mengonsumsi vetsin amat berbeda tiap individu.
Tanda apabila kita terlalu banyak mengasup MSG adalah munculnya Chinese Restaurant Syndrome yaitu kondisi sakit kepala dan leher tegang setelah beberapa jam memakan kudapan ber-MSG. Apabila Anda mengalaminya, segera kurangi konsumsi glutamat Anda. Karena semua bahan makanan apabila dikonsumsi secara berlebihan memang tidak akan memberi manfaat positif bagi tubuh.
Namun demikian, itu bukan berarti micin adalah zat yang 100% berbahaya sebab pada orang tertentu yang produksi glutamat di dalam tubuhnya kecil dia tetap membutuhkan asupan glutamat dari luar.
So, jangan salah kaprah ya teman - teman !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H