Lihat ke Halaman Asli

Imananda Arifanny

Content Writer

Menakar Kecerdasan dari Mudah Tidaknya Kita Diadu Domba

Diperbarui: 16 Februari 2019   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://islami.co

Kelucuan yang sering saya temui di jaman semodern ini adalah menemukan manusia - manusia yang berpendidikan tinggi tapi tidak cukup cerdas untuk menyikapi sebuah isu tentang seseorang atau suatu kelompok yang "dikabarkan" negatif. Mereka main percaya begitu saja tanpa berusaha melakukan pembuktian dan melihat fakta sesungguhnya yang sedang terjadi. 

Contohnya, hanya karena seorang teman dekat kita menilai si A buruk, dan menceritakan sikap si A yang dinilai tidak sesuai harapannya maka tiba - tiba rasa benci ikut merasuk ke dalam dada kita walaupun kita tidak mengenal si A dengan baik. Kalau hanya sekedar tahu namanya dan belum pernah berinteraksi secara intensif, kita tidak bisa menilai seseorang itu baik atau buruk. Apalagi penilaian tersebut hanya bersumber dari cerita orang lain. 

Apakah fenomena sosial di atas bisa dianggap sebagai tindakan orang cerdas? 

Jikalau kita hanya menilai sesuatu atau seseorang berdasarkan "apa kata orang" kita hanya akan menjadi orang yang tersesat tanpa tahu kebenaran yang sesungguhnya. Mudah sekali kita diprovokasi, dipengaruhi untuk membenci akibat kebodohan diri kita sendiri. Adu domba seperti sudah menjadi senjata ampuh bagi pihak - pihak yang punya niat untuk memecah belah persaudaraan sesama manusia dan juga untuk menjatuhkan karakter orang yang dibenci oleh si penutur cerita.

Status penutur cerita yang mungkin kita anggap sebagai orang yang sudah kita kenal sejak lama dan orangnya kita anggap baik pun belum tentu menjamin bahwa apa yang diceritakannya bersifat obyektif. Bagaimana bila kenyataan sebenarnya teman kita ini memiliki rasa iri atau dendam pribadi dengan orang yang diceritakannya tadi? 

Secara otomatis, cerita tersebut akan dibumbui agar pendengar ikut terbakar dan berdiri di garis terdepan untuk membela sang penutur cerita. Dan jadilah anda seekor domba yang sedang diadu untuk membela seseorang yang tidak jelas benar atau salah, karena Anda tidak pernah berusaha untuk mengungkap tabir kebenaran yang sesungguhnya.

Sebagai manusia yang dianugerahi akal, ada baiknya kita fungsikan agar tidak hanya sekedar jadi pajangan. Jadilah manusia yang bijaksana dan cerdas dalam menyikapi isu sosial yang ada disekitar kita! Jangan mau diadu domba dan dihasut dengan begitu mudahnya!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline