Lihat ke Halaman Asli

Iman Subasman

Pembelajar Metode Penelitian dan Evaluasi Program Pendidikan

Ikat Lengan Merah Firman Utina

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

“Sesaat jelang piala kebanggaan sepakbola indonesia diberikan kepada kapten kesebelasan Persib Bandung, Firman utina memberikan ikat lengan merah itu kepada Atep, Firman lebih memilih nilai Persib dan Jabar dibandingkan dirinya sendiri“

Pertandingan berlangsung seru, “ini bukan masalah menang kalah ini adalah pertarungan penuh gengsi” begitu ungkapan salah pengamat bola jelang pertandingan final ISL di Jakabaring Palembang. Seru karena petandingan tersebut merupakan puncak liga dan seru karena keduanya mempunyai pemain-pemain tingkat nasional. Cukup istimewa dalam pertandingan tersebut, karena keduanya menang pantas masuk dalam final, saling serang saling salip gol menjadi khas dalam pertandingan tersebut. Akhir pertandingan dimenangkan oleh Persib Bandung dan menempatkan saudara kami Persipura sebagai Runner Up.

Sorak sorai penuh gegap gempita dalam melampiaskan kegembiraan kemenangan. Satu persatu dalam penyerahan medali itu para pemain dipanggil untuk mendapatkan medali kemenangan. Ada isak tangis, haru, bangga dan teriakan penuh kegembiraan semuanya memecah kebuntuan dan mengharubirukan para pendukung Persib dan Persipura.

Pemandanngan unik terjadi, dengan lari kecil dan senyum penuh kebanggaan dan kegembiraan, Firman Utina (FU) bersusah untuk melepaskan ikat merahnya. Ia lepaskan ikat merah itu kemudian memasangkan ke lengan kanan Atep. Komentator di televisi memberikan apresiasi mendalam terhadap apa yang dilakukan FU. FU sangat bangga membawakan Persib sampai juara Liga tapi memberikan kesempatan yang memegang Piala pertama itu adalah Atep, yaa.. bukan tanpa alasan FU memilih karena Atep adalah putra Jawa Barat. Bagi saya saat menulis tulisan inipun masih terngiang tindakan FU asal Menado yang lahir 15 Januari 1981. Di tengah para politisi berebut pendapat gak jelas, FU cukup mengobati pikiranku. Ada haru ada bangga atas apa yang dilakukan oleh FU.

Menjadi kapten bukan hal mudah, FU menjalaninya dari setiap pertandingan yang sangat melelahkan dan dipuncak kelelahan sekaligus kegembiraan FU mau menyerahkan kesempatan itu kepada rekannya, sungguh sebuah karakter yang baik di lingkungan sepakbola nasional. Andai saja sebagian kecil para pejabat politisi meniru FU dalam sisi kemampuan diri untuk memberikan yang terbaik untuk bangsa ini, mungkin kita akan cepat berubah, mungkin bangsa ini akan tetap disegani karena dipimpin oleh orang yang kompeten dan didukung oleh orang-orang tulus memberikan kesempatan kepada orang yang lebih pantas. FU bukan tidak pantas mencium kali pertama piala liga tapi ia memandang Atep lebih tepat dan lebih mempunyai nilai untuk Persib dan Jawa Barat. Bagi saya cukup sempurna, Persib bukan hanya menang tapi ia menanam benih karakter untuk sepakbola nasional. Demikian pula pemain dan supporter Persipura yang tetap memberikan dukungan sampai medali diberikan kepada seluruh pemainnya, dengan tanpa memberikan kesan menyalahkan dan tidak melakukan tindakan“ mepes keuyang “ saat menghadapi kekalahan. Selamat untuk Persib sebagai pemenang dan Persipura sebagai runner up, juga untuk seluruh tim ISL yang telah memberikan semangat nasionalime untuk bangsa ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline