Lihat ke Halaman Asli

Lukman Hamarong

Sangat sulit menjadikan aku seperti kamu, karena aku adalah aku, kamu ya kamu

Ada "Covid-19" di Laga Barca Versus Muenchen

Diperbarui: 15 Agustus 2020   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: independent.ie

Hancur! Cukup satu kata untuk menggambarkan performa Barcelona di laga perempatfinal Liga Champion 2019/2020 kontra jagoan Jerman, Bayern Muenchen, di Lisbon, Portugal. Laga pagi dini hari tadi, Barca terlihat terlalu inferior di hadapan Muenchen yang memang tampil perkasa. Fisik pemain oke, stamina apalagi. Pemain Muenchen terlihat lebih kuat dan bugar, sementara pemain Barca sebaliknya. Meski soal skill individu, keduanya berimbang.

Skor njomplang, 2 -- 8, menjadi penegas melempemnya penampilan anak-anak Blaugrana di hadapan Die Roten. Tak ada yang perlu disesali atas hasil tersebut. Yang perlu dilakukan Barcelona adalah tetap menatap masa depan, memikirkan langkah yang tepat untuk kembali menjemput prestasi di kemudian hari. Musim ini adalah musim yang nelangsa bagi Barca. Semua berakhir tanpa ada yang bisa dibanggakan. Malah sebaliknya, Barca nir gelar.

Coba kita urai kembali perjalanan Barca musim ini. Sebenarnya Barca mengawali musim ini dengan baik-baik saja. Bahkan dalam kompetisi domestik (La Liga), Barca sempat merajai La Liga dengan selalu berada di pucuk klasemen sebelum disalip Real Madrid yang kemudian menjadi juara. Setali tiga uang di Copa del Rey. Barca berhasil menembus perempatfinal sebelum ditekuk Athletic Bilbao. Hingga puncaknya, takluk 2-8 dari Muenchen di Liga Champion.

Tak ada yang harus dan perlu disalahkan. Kalau pun toh ada yang harus disalahkan, maka salahkan masa pandemi Covid-19. Virus yang menyerang seluruh sendi kehidupan dunia ini telah memorak-porandakan semua yang telah dirancang dengan matang. Ekonomi, sosial-budaya, pariwisata, pendidikan, kesehatan, termasuk olahraga, dan sektor lainnya, telah tergerogoti virus yang diklaim mematikan ini. Sontak semua agenda kehidupan terhenti.

Belum ditemukannya vaksin Covid-19, membuat WHO mencari cara agar sendi-sendi kehidupan bergerak normal kembali. Caranya, dengan mengeluarkan kebijakan "new normal" atau di Indonesia dikenal dengan istilah "adaptasi kebiasaan baru". Di mana masyarakat tetap bisa beraktivitas normal, tetapi harus disiplin menerapkan protokol kesehatan. Seluruh sendi kehidupan kembali bergerak, meski masih ada yang step by step, termasuk olahraga.

Terkait sepak bola, seluruh kompetisi sepak bola kembali berputar setelah terhenti selama dua - tiga bulan akibat Covid-19. Adalah Liga Jerman yang berhasil "mencuri start" atas kebijakan "new normal". Bundesliga (Liga Jerman) adalah liga pertama yang menggulirkan kembali kompetisi domestiknya, yaitu 16 Mei 2020. Sementara Liga Spanyol 12 Juni 2020. Fakta ini mempertegas bahwa Muenchen memang lebih siap berlaga ketimbang Barca.

Fakta lain adalah melenggangnya klub Jerman lainnya, Leipzig, ke semifinal Liga Champion usai mengandaskan klub Spanyol, Atletico Madrid. Dua fakta yang tersaji jelas di atas lapangan yang melibatkan dua klub Jerman dan dua klub Spanyol mempertegas bahwa klub Jerman memang lebih siap dan lebih perkasa dari klub Spanyol di Liga Champions musim ini. Jangan lupakan juga, satu klub Spanyol yang kolaps di Liga Champion musim ini adalah Real Madrid.

Tentu ini hanyalah sebuah opini liar dari saya yang gamang menyaksikan penampilan Barca di bawah asuhan Setien. Tetapi opini saya juga mengacu pada fakta bahwa Liga Jerman memang lebih adaptif di era "new normal" ketimbang Liga Spanyol. Liga Jerman mampu melakukan sejumlah penyesuaian lebih cepat sehingga mampu beradaptasi lebih baik di masa pandemi Covid-19. Selamat buat Muenchen dan Leipzig yang sudah memegang tiket ke semifinal.

Acuhkan hinaan dan ejekan fans Madrid atas kekalahan telak Barca. Tak ada guna membalas berondongan peluru bermesiu ejekan karena mengakui kekalahan lebih mulia ketimbang harus membalas dengan peluru yang sama atas tersingkirnya Madrid di Liga Champions. Kini, satu tiket semifinal yang tersisa akan diperebutkan oleh Manchester City dan Lyon, untuk menemani Muenchen, Leipzig dan PSG di semifinal. Tentu saya berharap City yang melenggang. (LH)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline