Sosoknya mulai dikenal secara masif pasca bencana gempa bumi di Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang menewaskan 550 orang, dan bencana maha dahsyat di Palu, Provinsi Sulawesi Tengah. Setelah kejadian itu, Sutopo seperti selebritas yang selalu ditunggu kehadirannya oleh berbagai media. Tidak hanya media bersegmentasi news, cuitan Sutopo di media sosial pun selalu dinanti oleh warganet. Sutopo adalah adalah sosok "Pembawa Kabar Bencana" yang selalu dirindukan setiap ada kejadian bencana di Indonesia.
Informasi yang ia sampaikan mencerdaskan dan sangat mengedukasi. Tidak salah kemudian, Sutopo acapkali diundang dalam sebuah forum untuk membawakan materi terkait kebencanaan. Dan Biro Humas Pemprov Sulsel beruntung pernah mendatangkannya. Sosoknya yang sangat menginspirasi berujung kepercayaan publik terhadapnya. Bencana terjadi, komentar Sutopo paling dicari. Popularitas Sutopo dari bukan siapa-siapa menjadi orang paling dikenal di Indonesia membawa dirinya ter-publish baik di mata internasional.
Apa yang menjadikan pria bernama lengkap Sutopo Purwo Nugroho ini begitu sangat disenangi publik? Tiada lain adalah ketangguhannya memberikan informasi bencana di saat dirinya juga berada dalam pertarungan melawan sakit kanker paru-paru stadium 4 yang dideritanya. Tak ada keluhan. Hanya senyum dan semangat dalam menuturkan rangkaian kata-kata informatif kepada publik terkait bencana yang selalu ia perlihatkan. Beliau mampu menyembunyikan sakit yang ia derita. Satu kata cukup menggambarkan sosoknya, INSPIRATIF!
Sosok manusia yang paling baik adalah dia yang selalu bermanfaat bagi orang lain. Pepatah lama ini sangat tepat menggambarkan sosok pria kelahiran Boyolali yang begitu dinanti informasinya karena dia adalah informan yang hebat, lagi bermanfaat. Sepak terjangnya pun terlihat di jendela media internasional, yang pada akhirnya membuahkan apresiasi yang begitu besar. Dunia meneropong Sutopo. Media cetak berbasis di Singapura, Straits Times, bahkan memberikan penghargaan Times Asians of the Year 2018 kepada Sutopo.
Apresiasi tersebut disampaikan Straits Times dalam sebuah ajang bertajuk The Straits Times Global Outlook Forum 2019 lalu. Straits Times menyebut Sutopo sebagai salah satu dari empat Lelaki Pemberani yang dikenal sebagai The First Responders. Jika dunia internasional saja memberikan tempat spesial bagi Sutopo, maka mustahil di negara sendiri ia tidak mendapatkan pengakuan yang sama. Ia sangat layak diberi apresiasi dan penghargaan oleh siapa saja. Bahkan secara personal, kita sepatutnya memberikan apresiasi, meski hanya dalam sebait doa.
Dan benar saja. Sutopo pun mendapatkan penghargaan dari Jakarta Foreign Correspondent Club sebagai Outstanding Spokeperson atau Juru Bicara Istimewa atas kontribusi dan dedikasinya dalam menyampaikan informasi kebencanaan di Indonesia. Penghargaan ini diterima Sutopo pada 2017. Ia juga dinobatkan sebagai Tokoh Teladan Anti Hoaks Indonesia pada 2018 oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO). Ia juga mendapat penghargaan IAGI Awards bidang Komunikasi Bencana Alam pada 2018.
Kontribusinya di bidang public relation atau hubungan masyarakat (humas) mengundang decak kagum khalayak. Luar biasa! Sosoknya menginspirasi. Informasinya mencerdaskan. Sangat mengedukasi, tapi tidak menggurui. Disayang media karena memiliki jiwa pelayanan yang dibungkus keikhlasan. Akrab dengan wartawan, tapi jika ada informasi hoaks dari sebuah pemberitaan, ia berdiri paling depan meluruskannya. Maka sangat tepat, jika sosok pejabat Humas seperti Sutopo yang sangat dirindukan, baik Humas Pemerintah maupun Swasta.
Bukankah Presiden RI, Joko Widodo, sering mengingatkan semua Humas dan pelaku kehumasan agar senantiasa bercerita tentang kebaikan bangsa, negara dan daerah. Dan sosok semodel Sutopo Purwo Nugroho yang sepertinya sangat diinginkan Presiden kita, karena Sutopo adalah penutur yang lembut, penebar kebaikan, informan hebat, anti hoaks, dan memiliki jiwa pelayanan yang tinggi. Segala karya, dedikasi dan kebaikan beliau akan selalu dikenang, meski jasadnya tidak lagi di dunia. Selamat jalan, pak! (Lukman Hamarong)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H