Lihat ke Halaman Asli

Lukman Hamarong

Sangat sulit menjadikan aku seperti kamu, karena aku adalah aku, kamu ya kamu

Meretas Keterisoliran Wilayah Terpencil

Diperbarui: 22 November 2018   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, saat menemani TP2D Sulsel meninjau akses jalan ke Kecamatan Seko, sebuah wilayah terpencil di Luwu Utara. (matasulsel.com)

Infrastruktur merupakan salah satu aspek yang amat vital dalam mendongkrak laju perekonomian sebuah daerah. Untuk itu, kesiapan infrastruktur, khususnya jalan, di sebuah daerah terpencil, mutlak dibutuhkan, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tentu dampaknya akan berimbas pada lancarnya lalu lintas karena konektivitas antarwilayah juga semakin meningkat. Bukan itu saja, tingginya mobilitas warga dalam membuka lahan bisnis, tentu akan berdampak pada kondusifnya iklim perekonomian di daerah tersebut.

Mungkin narasi-narasi pemikiran seperti ini yang melatarbelakangi masifnya upaya pemerintah, baik pusat maupun daerah, dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan infrastruktur jalan di wilayah terpencil.

Hal ini terlihat dari kunjungan Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) Provinsi Sulawesi Selatan ke Kabupaten Luwu Utara dalam rangka meninjau akses jalan ke Seko, salah satu wilayah terpencil di Lutra. Hal ini diperkuat dengan komitmen Bupati dalam mendukung percepatan pembangunan di daerah terpencil.

Nah, kehadiran infrastruktur yang memadai, tentunya akan meretas keterisoliran Kecamatan Seko. Kenapa Seko harus mudah diakses dengan nyaman oleh berbagai jenis alat transportasi? Seko itu kecil tapi indah. Meski kecil, tapi memiliki kekayaan potensi sumber daya alam yang besar.

Dengan potensi kekayaan yang besar, maka tidak ada jalan lain kecuali membuka wilayah tersebut dari kungkungan keterisoliran. Tidak menutup kemungkinan loncatan-loncatan besar di masa mendatang berasal dari sebuah daerah kecil nan terpencil seperti Seko.

Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, memenuhi janji kampanyenya. Di masa kampanye, ia berjanji memprioritaskan percepatan pembangunan di daerah 3T (tertinggal, terpencil, dan terisolir). Dan benar saja. Medio November ini, Nurdin mendelegasikan TP2D meninjau Seko, sekaligus merasakan beratnya medan menuju ke sana.

Sudah menjadi rahasia publik bahwa ojek termahal itu ada di Lutra, dengan rute Masamba -- Seko. Jarak dari ibukota kabupaten ke Seko hanya 124 km, tapi ditempuh selama 3 hari karena medan yang begitu berat.

Lewat akun instagram (IG) pribadinya, Gubernur bergelar Professor ini memberi kabar terkait kunjungan TP2D ke Seko Kabupaten Luwu Utara. "Kali ini giliran Seko di Luwu Utara yang dikunjungi oleh tim bersama ibu Bupati @indahputri_idp," tulis Nurdin dengan akun IG nurdin.abdullah.

Nurdin melanjutkan dengan menulis bahwa Seko itu hanya berjarak 124 km dari ibukota kabupaten, tetapi ditempuh selama 3 hari dengan menggunakan ojek. "Seko dikenal dengan ojek termahal karena dengan jarak 124 km ditempuh selama 3 hari."

Keseriusan Gubernur Sulawesi Selatan dan Bupati Luwu Utara dalam memperhatikan pembangunan infrastruktur di daerah terpencil, tentu sejalan dengan mimpi Sang Pemimpin Negeri, Presiden Joko Widodo, yang termaktub di dalam nawacita poin ketiga, di mana di situ ada frasa "Membangun Indonesia dari Pinggiran."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline