Lihat ke Halaman Asli

Lukman Hamarong

Sangat sulit menjadikan aku seperti kamu, karena aku adalah aku, kamu ya kamu

Hentikan Puja dan Puji Terhadap Messi Sekarang Juga

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Dahsyatnya puja(i) yang ditujukan kepada tokoh ikonik Barcelona, Lionel Messi, usai laga kontra Manchester City pada babak 16 besar Liga Champion yang berkesudahan agregat 3-1 untuk keunggulan Barca, cukup membuat saya khawatir. Bukan berarti Messi tak layak dipuji setinggi langit, tetapi derasnya arus pujian tersebut bisa saja membuat Messi terbawa arus dan terlena, sehingga menghanyutkan potensi dan daya magisnya yang oleh kita mungkin bersepakat bahwa masih banyak “sihir” yang disimpan Messi untuk partai-partai berikutnya. Sebagai fans, tentu senang jika pemain favorit kita dipuji karena permainannya. Tetapi satu hal yang patut kita cermati adalah, kita jangan ikut-ikutan latah memuji Messi hanya dengan satu atau dua laga saja. Pastikan pujian kita lahir pada saat yang tepat, di mana Messi cs mengangkat trofi Liga Champion, La Liga dan Copa del Rey. Biarkan mereka memuji, dan kita cukup menikmati pujian itu dengan senyum.

Saya menjadi khawatir ketika pujian demi pujian terus kita berikan, daya ledak Messi malah tak bisa keluar pada laga-laga penting lainnya sebagai akibat dari buaian pujian. Laga berikutnya tentu tidak kalah vital bagi Barca yang terobsesi meraih treble winners musim ini. Yang paling dekat tentunya laga mewah bertajuk El Clasico Jilid II musim 2014-2015. Kalau orang luar (netral) yang memberi pujian, mungkin tidak akan menjadi masalah karena penilaian berupa pujian terhadap pemain bintang adalah sebuah entitas sahih terhadap segala previlese yang dimiliki seorang bintang lapangan hijau. Apatahlagi jika si pemain menampilkan permainan yang memikat di atas lapangan dengan frekuensi yang terbilang di luar akal sehat.

Banyaknya klaim superioritas Barca pada kondisi kekinian, utamanya kepada sang anak ajaib, Messi, bisa saja berakibat fatal terhadap performa Barca dan Messi itu sendiri. Patut diingat, tidak semua pernyataan bernada pujian bisa meningkatkan kinerja, tetapi sebaliknya malah bisa melenakan, sehingga kita lupa bahwa potensi yang kita miliki sebenarnya masih bisa berkembang lebih baik lagi. Pujian dari rival bisa menjadi sebuah agenda terselubung untuk menabur racun kepada kita dengan maksud agar kita terbuai dan lupa akan peningkatan potensi diri, sehingga potensi yang kita miliki tidak mengalami peningkatan sama sekali. Jika ini terjadi, alamat bahaya buat Barca dan Messi. Pujian kadang bisa menjadi racun, sementara kritikan malah bisa menjadi vitamin.

Messi mungkin sama dengan pemain bintang lainnya seperti Aguero, Hazaard, Ibra, dan Tevez, bila dilihat dari sisi kemampuan tehnik di atas lapangan, tetapi penampilan yang konsisten yang ditunjukkan Messi dengan melihat statistik rekor gol, assist, dribbling, aksinutmeg dan parameter lainnya, Messi tentu tidak bisa disamakan dengan nama-nama mentereng tadi. Bahkan seorang CR7 pun oleh banyak pengamat dinilai sedikit di bawah Messi. Pertanyaannya, mampukah Messi seorang diri membawa Barca meraih impian juara tanpa keterlibatan bintang-bintang Barca lainnya? Messi tak perlu diberi racun pujian, tetapi Messi butuh suntikan vitamin agar performanya tetap konsisten dari waktu ke waktu. Dan pada akhirnya juga, tibalah kita semua memberikan pujian tersebut di saat Messi tertawa dan tersenyum bersama rekan-rekannya sembari mengitari lapangan dengan trofi juara di tangan mereka. (Lukman Hamarong)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline