Lihat ke Halaman Asli

Iman Cahyanto

Ya, menulis saja itu jejak kita di masa yang akan datang

Di Balik Rintik Hujan November

Diperbarui: 17 November 2024   23:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

November selalu datang dengan sesuatu yang istimewa. Udara yang dingin dan rintik hujan seolah membawa pesan dari alam untuk berhenti sejenak, menikmati momen, dan mengingat hal-hal kecil yang berarti. Bagi saya, November dan hujan adalah gambaran romantisme alam yang diciptakan Tuhan untuk menemani sisi lain manusia. Romantisme itu adalah kombinasi sempurna untuk menghadirkan kehangatan, meskipun hanya dalam bentuk makanan, alunan musik, atau imajinasi.

Saat hujan turun, aroma tajam mie instan rebus menusuk hidung, semakin pekat tercium datang dibawa oleh isteriku. Rintikpun menjadi sempurna, rasanya sederhana, tetapi kehangatannya selalu membuat hati nyaman. Namun, tidak selalu mie instan, yang menjadi favorit saat hujan. Kadang-kadang, cukup dengan gorengan hangat, renyah, dan di tengah suara rintik hujan, rasanya seperti kebahagiaan yang sederhana. Bagaimana dengan Anda? Apa makanan yang paling Anda rindukan saat hujan turun? Apakah itu makanan buatan ibu, isteri, teman atau camilan favorit masa kecil, atau sekadar secangkir kopi panas yang menemani?

Ada sesuatu tentang hujan yang membuat musik terdengar lebih indah dan ceria. Saya sering memutar lagu-lagu dari Koes bersaudara ketika hujan turun. Komposisinya khas dan saya dibawa keruang imajiner kembali ke masa diera koes plus sedang berjaya. Kadang-kadang, saya mendengarkan lagu-lagu lama slow rock jadul kata kunci saat berselncar mencari lagu yang cocok untuk mencipta momen saat menikmati mie instan. Ketukan drum dan melodinya membawa kenangan masa remaja, ketika saya duduk di dekat jendela, memandang derasnya hujan sambil membayangkan cerita-cerita dalam kepala. Jika hujan memiliki playlist, lagu apa yang menurut Anda ada di dalamnya? Dan lagu apa yang selalu Anda putar ketika rintik mulai terdengar?

Hujan tidak hanya membasahi bumi, tetapi juga menghidupkan imajinasi. Saya sering membayangkan rintik-rintiknya seperti huruf-huruf yang jatuh dari langit, menyusun puisi yang hanya bisa dibaca oleh hati yang tenang. Di waktu lain, hujan membuat saya merasa seperti tokoh utama dalam film klasik. Duduk di dekat jendela, menatap ke luar, dan menunggu sesuatu yang magis terjadi. Mungkin Anda juga pernah merasakan hal yang sama---seolah-olah hujan adalah panggung untuk cerita yang belum tertulis.

Apa yang hujan bawa untuk Anda? Apakah ia menghadirkan kenangan lama, atau malah membuka pintu untuk mimpi-mimpi baru?

Hujan di bulan November seperti pengingat bahwa tidak ada hal besar yang datang tanpa proses. Butiran hujan yang kecil mampu menyuburkan tanah, membangkitkan kehidupan, dan menghapus debu yang lama. Bukankah hidup juga begitu? Ada momen-momen dingin dan gelap, tetapi justru dari situlah kehangatan kecil menjadi lebih bermakna. Hujan mengajarkan kita untuk menikmati perjalanan, bukan hanya menunggu matahari kembali. Jadi, saat hujan berikutnya turun, coba dengarkan baik-baik. Mungkin, ia sedang membisikkan sesuatu. Bukan hanya tentang langit yang basah, tetapi juga tentang diri Anda tentang harapan, kenangan, dan cerita yang terus berjalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline