Lihat ke Halaman Asli

Serangan Ulat Bulu Versus Serangan Fajar

Diperbarui: 12 Februari 2024   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber pribadi

        Saya pertentangkan istilah serangan ulat bulu dan serangan fajar karena terjadinya hampir bersamaan. Pertama serangan ulat bulu terjadi di sekolah saya dan mengakibatkan banyak siswa gatal-gatal dan tidak bisa mengikuti pelajaran bahkan minta izin pulang karena sangat gatal.

       Akhirnya kelas yang diserang ulat bulu itu dikosongkan dan mereka pindah ke ruang aula dan musolla. Serangan itu berlangsung beberapa hari, sampai pihak sekolah mendatangkan petugas Damkar untuk menyemprotkan cairan kimia dan menyemprot sarangnya. 

     Setelah itu ternyata ulat bulu belum mau pergi juga. Akhirnya pohon yang menjadi sarang ulat bulu itu ditebang dan daun-daunnya dibakar.  Setelah sarangnya dihanguskan mudah-mudahan serangan ulat bulu yang datang tiba-tiba itu tidak ada lagi.

Input sumber gambar

       Kedua, serangan fajar yang datangnya tiba-tiba menjelang pemilu 2024 justru diharapkan oleh masyarakat. Para calon legislatif  pun masih menggunakan cara serangan fajar untuk menjaring suara pemilih. 

      Kadang masyarakat juga menginginkan politik uang seperti ini. Walaupun Undang-undang  sudah melarang adanya politik uang atau serangan fajar tapi kenyataannya masih ada. Masyarakat maupun calon legislatif justru membiarkan praktik serangan fajar ini terus berlangsung.

Salam bloger.

       

     

      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline