Lihat ke Halaman Asli

Imam Syaiful Islam

Pembelajar bahasa

Perspektif Tentang Buku

Diperbarui: 3 April 2024   01:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Katanya, mengurangi buku fisik dengan berpindah ke buku digital adalah bentuk peduli terhadap lingkungan, terkhusus pohon. Memang benar, bahan baku buku itu dari kertas, dan kertas berasal dari pohon-pohon. Tetapi batin saya, secara otomatis menolak pernyataan itu. Bagi saya, berpindah dari buku fisik ke buku digital bukan sebuah kepedulian terhadap lingkungan, melainkan sebuah adaptasi terhadap zaman saja. Kita memang tidak bisa menolak perubahan zaman, perkembangan ilmu pengetahuan, dan kemajuan teknologi. Tetapi kita sangat bisa menunda perusakan lingkungan atau mempertahankan keasrian alam.

Bagi saya, menebang pohon untuk bahan kertas dan buku-buku tidak berarti sebuah perusakan terhadap alam. Apalagi didasari dengan niat, maksud, dan cara-cara yang beretika. Artinya, penebangan pohon tidak dilakukan dengan sembarang, ada aturannya, ada legalitasnya, bahkan ada hukumnya. Bayangkan misalnya kita setuju untuk beralih dari buku fisik ke buku digital. Apakah kerusakan hutan akan berkurang? Apakah hak pohon-pohon untuk tumbuh semakin terjamin? Belum tentu juga, 'kan?

Justru dengan beralih ke buku digital, kerusakan tidak hanya diderita pohon-pohon. Bahan baku gawai, entah berjenis smartphone atau notebook tidak 100% dari pohon. Perangkat elektronik itu terbuat dari logam, plastik, zat kimia, dsb.. Bahan-bahan itu melalui proses yang panjang sehingga dibangunlah banyak industri. Pembangunan industri-industri itu, apakah tidak menumbangkan pohon? Lalu akibat setelah industri-industri itu beroperasi, bukankah sungai-sungai dan laut-laut semakin kehilangan jernihnya?

Kendati tidak sedikit manfaat yang kita terima dari adanya industri, tetapi itu sejalan dengan kerusakan alam yang semakin parah. Maka saya harus menegaskan kembali, bahwa mengganti buku fisik dengan buku digital tidak berarti sebuah keputusan yang mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline