Lihat ke Halaman Asli

Imam Subkhan

Author, public speaker, content creator

YouTube Lebih dari TV

Diperbarui: 20 Maret 2021   20:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.youtube.com/skinnyindonesian24

            Sebenarnya judul artikel atau lebih tepatnya pernyataan dari salah seorang YouTuber ini sudah lama diperbincangkan di kalangan YouTuber Indonesia. 

Pertama kali, pernyataan "YouTube Lebih dari TV" dilontarkan oleh Jovial da Lopez-Skinny Indonesian 24, sekitar 5 tahun yang lalu. Kemudian ramai dibahas oleh para YouTuber lain, termasuk artis yang juga punya kanal YouTube, yaitu Deddy Corbuzier. Kini menjadi trending lagi setelah unggahan konten video dari beberapa youtuber, seperti Jovial da Lopez, Andovi da Lopez, Bryan Furran, Ferry Irwandi, Sarah-Osi, dan Leyla Aderina dzi kanal YouTuber milik Skinny Indonesian 24. Meski baru diunggah 24 Februari 2021 yang lalu, jumlah penonton sudah mencapai 1 juta lebih, 120.000 like, dan 15.000-an comments.

 Hal yang menjadi sorotan utama dalam konten video tersebut adalah efek atau pengaruh tayangan video yang ditimbulkan terhadap penonton atau pengguna internet (user) dan masyarakat secara luas. 

Awalnya, berangkat dari kegundahan para Content Creator YouTube yang menganggap acara televisi sudah terjebak pada hal-hal yang dramatis, mistik, sensasional, penuh intrik, alay, hedonisme, konsumerisme, sehingga cenderung membosankan dan tidak mendidik masyarakat. Seolah-olah kreativitas dan inovasi telah mati di kalangan insan pertelevisian. Sementara YouTube menyajikan konten-konten yang lebih beragam dan penonton bisa memilih sesuai dengan selera dan keinginan.

Keunggulan YouTube dibandingkan televisi akan tampak nyata jika dilihat dari jumlah penonton. Dalam sebuah survei baru-baru ini terutama selama pandemi, masyarakat Indonesia yang mengakses platform YouTube jauh lebih tinggi, yaitu sebesar 68 persen jika dibandingkan yang melihat tayangan televisi yang hanya mencapai 59 persen (lokadata.id). 

Tak heran jika perusahaan pengiklan mulai berpaling dari TV dan beralih ke media digital, seperti marketplace, media sosial, termasuk beriklan di kanal YouTube.

Selain itu, kelebihan YouTube dibandingkan TV adalah soal transparansi data statistik perkembangan sebuah konten video, bahkan menguraikan secara detail tentang karakteristik penontonnya setiap saat. Tentu saja hal ini sangat membantu bagi para kreator atau pemilik kanal untuk mengevaluasi dan mengembangkan konten-konten video yang disukai penonton. 

Selain itu, setiap saat YouTube menampilkan video-video yang sedang trending atau paling banyak jumlah penontonnya, termasuk mengetahui berapa yang suka, tidak suka, yang memberi komentar, dan yang membagikan video tersebut ke orang lain (engagement). Meskipun video tersebut bisa bersumber dari tayangan televisi yang diunggah juga di YoutTube. 

 Polarisasi dan Fanatisme

Namun apakah parameter itu saja yang membuat YouTube lebih berkuasa atas TV? Pada kesempatan ini, penulis tidak terlalu fokus terhadap hal-hal yang bersifat kuantitatif, seperti soal statistik jumlah penonton. 

Namun lebih menyoroti pada dampak psikologis dan sosiologis yang ditimbulkan, yaitu mengarah pada terjadinya polarisasi dan fanatisme yang mengakar kuat di tengah-tengah masyarakat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline