Lihat ke Halaman Asli

Indonesia tidak siap hadapi corona? Salah masyarakat atau pemerintah?

Diperbarui: 5 Juni 2020   15:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belum lama pemerintah menggalakkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran covid 19. Kini, pmerintah memulai New Normal dengan alasan untuk memperbaki perekonomian negara.

Kurang lebih 3 bulan Indonesia berjuang melawan penyebaran virus corona yang telah menyebar luas dan mengganggu banyak aspek mulai dari pereknomian, sosial, hingga pendidikan. Tidak sedikit perusahaan yang tutup sementara dan melakukan PHK besar-besaran kepada karyawannya. Lembaga pendidikan mulai dari TK sampai Universitas juga tidak bisa melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya. Masyarakat juga mulai berdiam diri dirumah dan melakukan segala aktivitas di dalam rumah yang sangat mempengaruhi psikologis mereka. Tentunya hal ini tidak boleh berlangsung lama karena sangat berpengaruh untuk kemaslahatan umat.

Jumlah orang yang positif covid 19 terus bertambah semenjak Maret saat Presiden Ir. Joko Widodo mengumumkan 2 orang WNI positif terjangkit virus corona dan pada saat itu sontak membuat kebingungan di masyarakat. Perilaku masyarakat yang mudah panic membuat Masyarakat mulai panic buying sehingga membuat ketersediaan berbagai stok bahan makanan dan masker membuat melonjaknya harga berbagai kebutuhan pangan, masker dan hand sanitizer saat itu. Banyak oknum yang sengaja mengambil keuntungan dengan menumpuk stok masker dan menjualnya dengan harga yang sangat tinggi.

Pemerintah terus berusaha mencegah penyebaran melalui berbagai protokol kebijakan seperti social distancing sampai pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Sayangnya pada awal corona muncul di Indonesia, pemerintah kurang tegas dan kurang jelas dalam menyampaikan informasi terkait kasus tersebut kepada masyarakat sehingga munculnya kebingungan ditengah masyarakat Indonesia. Banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahaya dari COVID 19 dan menyepelekannya. Pemerintah juga kurang cepat dalam menutup akses keluar masuk dari negara luar dan pemerintah juga kurang tegas dalam peraturannya terlihat dari banyaknya orang yang pulang dari Tiongkok tanpa sepengetahuan pemerintah.

Masyarakat Indonesia bandel terhadap himbauan pemerintah untuk melakukan social distancing. Mereka masih suka nongkrong di coffeshop hingga di beberapa daerah ada yang sampai terpaksa dibubarkan oleh aparat, bahkan ada yang tidak menghiraukan sama sekali. Ada yang mengadakan pesta pernikahan dan akhirnya terpaksa dibatalkan. Banyak juga yang tidak memperdulikan jarak aman dan tidak menggunakan pelindung diri saat bepergian, bahkan para pedagang di pasar pun banyak yang menggunakan masker hanya untuk menutupi dagunya saja agar tidak di tegur petugas. Padahal, menjaga jarak atau Physical Distancing adalah cara paling efektif untuk mencegah penularan virus corona menurut WHO.

Memang kita tidak bisa menyalahkan pemerintah atau masyarakat kita. Kita perlu mempunyai kesadaran dan bisa bekerjasama untuk saling mendukukung pencegahan menyebarnya virus corona. Apabila pemerintah dan masyarakat bersama-sama bergerak maka bukan tidak mungkin pandemi di negeri tercinta ini akan berhenti, perekonomian membaik, sistem pembelajaran kembali normal, kegiatan sosial kembali berjalan seperti sediakala. Mari kita taati protokol yang disampaikan oleh negara karena segala perubahan dimulai dari kita, terus semangat dan tetap produktif.

Penulis : Muhammad Imam Suparto B.I (Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline