Entah berapa lama Joy duduk terpekur di kursi itu. Pandangannya menatap taman bunga melati dan kenanga yang ada di depannya. Pandangannya terkadang lurus menembus pagar gerbang bisa yang ada di depan. Terkadang, pandangannya jauh memutari suasana sekitar tempatnya duduk.
Aroma bunga melati yang dihembuskan dan terbawa aliran angin memasuki ruangan dengan lembut. Aroma melati yang selalu membuatnya kesengsem dan mengingatkan pada Hana, yang punya nama lengkap Sri Isyana Kusumawardhani. Wanita dengan bola mata berbinar, dan senyumnya yang selalu merekah. Perempuan pertama yang telah menambatkan hatinya.
Tatapan matanya, selalu tajam. Bahkan, meskipun sedang sendirian, Joy terkadang merasakan tatapan mata itu. Hana, dimanakah kau berada saat ini. Masih di kota Malang ini, ataukah berada di kota lain. Tapi dimana?
Dari grup whatsapp teman sekolah pun, tidak ada yang pernah memberikan informasi soal keberadaannya. Kabar terakhir, tentang kecelakaan tragis yang terjadi sehari setelah pernikahan Hana dengan suaminya. Kecelakaan itu, telah merenggut nyawa suaminya.
Setelah itu, Joy tidak pernah tahu lagi kabar berita tentang Hana. Saat berada di Jakarta, ia memang terlupa, atau bahkan sama sekali tidak pernah mengingatnya. Apalagi, hatinya mulai diisi dengan kehadiran Shintalia, yang mulai memenuhi hari-harinya. Namun kini, saat kebali ke Malang, hampir semua ingatan tentang Hana kembali berputar dan hadir di depan matanya.
Saat kerinduan pada Hana rasanya tak tertahankan, dan membuat dadanya sesak, ia ingin melihat wajah masnisnya. Kemarin, saat menemukan foto lama dalam kotak rahasia yang selama ini diletakkan bersama mainan semasa kecil, Joy menyimpan foto itu di dalam dompetnya.
Dulu, foto itu memang sempat menjadi pengisi dompetnya semasa SMA. Namun, ketika Hana tanpa alasan menjauh darinya, perlahan sesaat menjelang keberangkatannya ke Jakarta untuk kuliah di jurusan arkeologi, Joy memindahkan foto itu ke kotak rahasia itu.
Lembaran foto itu ia temukan kembali saat membongkar isi kotak yang dibuatkan oleh ayahnya untuk menyimpan semua barang-barang mainannya. Ada dua foto, satu pas photo ukuran 4x6 hitam putih, dan satu lagi foto Hana berpakaian SMA full body berwarna, lengkap dengan tas dari kain warna putih kesukaannya.
Gambar dalam foto itu diambil saat ada acara pagelaran musik di sekolahnya. Pentas musik akhir tahun itu, juga mengundang sejumlah penampilan kelompok band dari sekolah-sekolah lain di Malang. Ini sudah menjadi tradisi tahunan di Malang ketika itu.
Tidak lama, perutnya yang mulai terasa lapar, membuatnya beranjak dari kursi kayu itu. Ia menuju dapur dan ingin membuat steak ikan dory, dengan saos padang asam pedas. Ini merupakan salah satu menu andalannya yang proses pembuatannya tidak lebih dari 10 menit.
Menu ini juga menjadi kebanggaan di restonya saat di Jakarta, dan mungkin nanti akan banyak peminat jika restonya di Malang mulai dibuka. Di Malang, wah ia pun segera teringat dengan peristiwa yang terjadi dalam tiga jam terakhir. Sungguh ia tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.