Lihat ke Halaman Asli

Moderat Islam

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

"Ah sudahlah, tidak perlu dibicarakan lagi," ujar seorang teman ketika ormas Islam dan sebagian Muslim di negeri ini memperlihatkan sikap intoleran. Padahal Nabi Muhammad SAW jelas mengajarkan tentang tasamuh (toleran) pada orang yang berbeda pandang.

Sedih, sudah pasti. Disaat banyak orang sudah berfikir memajukan "ummat" nya dengan kesejahteraan ekonomi, pencapaian ilmu pengetahuan yang moempuni, kok masih ada yang belum beranjak dari problem ketidakpercayaan diri ummat (meminjam istilah Prof Din Syamsuddin, ketua umum PP Muhammadiyah).

Prihatin, melihat ada sebagian Moslem yang mengangkat simbol Islam untuk membenarkan aksi kekerasan, dan bahkan menyerang kelompok yang masih dalam keluarga besar Moslem juga. Bukankah Nabi Muhammad SAW juga mengingatkan bahwa ummat Islam itu satu kesatuan. Satu dicolek semua merasa ikut dicolek. Satu terluka, semua ikut bersedih. Apakah ini berarti perintah Nabi Muhammad tidak didengar lagi oleh ummat Nya, yang celakanya mengaku sebagai ummat terpilih Rasulullah SAW. Apakah lupa, kalau Nabi Muhammad SAW menegaskan "innama bu'itstu liutammima makarimal akhlaq," Nabi diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.

Masih maraknya sikap kaum Moslem Indonesia yang memperlihatkan akhlak rendah, bahkan pada sesama Moslem, sesungguhnya menjadi bukti bahwa masih banyak saudara Moslem Indonesia yang belum mengukuhkan etika dan moralitas dalam berperilaku.

"ah sudahlah, malas saya membahasnya lagi," ujar seorang teman,  mengulangi lagi pernyataannya. Membuat anganku terhenti.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline