Kau ... menangis-lah di bawah temaram matahari. Karena virus luka terobati dengan derai airmata. Lalu, matahari berselimut awan. Sejenak nafas perlahan jiwa dingin di kedalaman.
Usap-lah sembab airmata. Sebab tak lama kemudian, dingin wajah ditimpa rintik hujan. Segera bergegas saat di bawah matahari menyilaukan.
Oh ... tangis matahari. Oh ... kabut matahari. Oh ... matahari cahaya terang. Presisi pada poros rotasi. Tak jarang menghalangi sudut pandang. Dari kepompong kupu-kupu pun terbang. Wujud semula menakutkan orang. Metamorfosa membuat rupa pun menawan.
Lihat ... matahari selalu juga menepi
Rindu ufuk setia menanti
Mega menebar pesona
Kilau laut kemerahan belibis pun menuju peraduan
imam Muhayat, 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H